News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jamaah Islamiyah Bubar

Menelusuri Perjalanan Berdirinya Organisasi Jamaah Islamiyah, Aktivitas hingga Bubar 30 Juni 2024

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah tokoh berbicara mengenai kelompok Al Jamaah Al Islamiyah atau Jamaah Islamiyah atau JI yang bubar atau membubarkan diri serta memutuskan islah dengan aparat keamanan, pemerintah dan negara Republik Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Al Jamaah Al Islamiyah atau lebih populer disebut Jamaah Islamiyah (JI) secara resmi telah bubar sejak 30 Juni 2024.

Para anggotanya telah menyerahkan diri.

Mereka juga meminta maaf kepada aparat keamanan, pemerintah, dan rakyat Indonesia atas apa yang selama ini terjadi.

Berikut perjalanan berdirinya organisasi Jamaah Islamiyah, aktivitasnya hingga akhirnya resmi bubar.

Baca juga: Sempat Syok Dengar Jamaah Islamiyah Bubar, Sabarno Eks DPO Akhirnya Ajak Buronan Lain Serahkan Diri

Membaca kisah organisasi Jamaah Islamiyah adalah membaca sejarah panjang Indonesia modern warisan perang kemerdekaan.

Nama Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo tak bisa dilepaskan dari kemunculan Jamaah Islamiyah berpuluh tahun kemudian.

Ada kesamaan ideologis di antara perjuangan JI dengan gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII).

Bahkan ada yang menyebut Jamaah Islamiyah adalah salah satu bagian kelanjutan perjuangan NII DI/TII.

Kartosuwiryo secara ideologis dan politis melahirkan gerakan Negara Islam Indonesia (NII) DI/TII di Garut dan sekitarnya pada 7 Agustus 1949.

Menyebut nama Kartosoewirjo, bagaimanapun tak bisa dilepaskan dari sejarah perjalanan murid-murid dan anak asuh Haji Oemar Said Tjokroaminoto di Gang Peneleh VII, Kota Surabaya.

Dua nama penting lain adalah Soekarno dan Semaoen. Soekarno kelak jadi Presiden pertama Republik Indonesia.

Baca juga: Peneliti dan Pemerhati Terorisme Bicara soal Bubarnya Jamaah Islamiyah: Tidak Ada Pihak yang Menekan

Sedangkan Semaoen bersama Alimin dan Muso kelak menjadi pentolan tokoh Partai Komunis Indonesia.

Akan halnya Kartosoewirjo, kelak sesuai perjuangan yang dipilihnya, memimpin NII DI/TII yang mengangkat senjata melawan pemerintahan Soekarno.

Kartosoewirjo, Soekarno, dan Semaoen pernah tinggal serumah di kediaman Haji Oemar Said Tjokroaminoto.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini