Ia menyebut bahwa Susno Duadji tak sepenuhnya merupakan anggota yang bersih semasa aktif.
"Kita kan tahu siapa dia, jadi jangan merasa sok suci lah, seolah-olah bahwa dia paling benar di Republik Indonesia ini, saya sebenarnya enggak mau ngomong, tapi terpancing juga saya," ucapnya.
Bahkan, Ricky menjadi pelaku sejarah sewaktu Susno diamankan karena melakukan pelanggaran.
Eks Kapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) itu mengaku yang membawa Susno dari bandara ke Mabes Polri untuk diperiksa.
"Saya pelaku sejarah yang meriksa dia di bandara. Dia melakukan pelanggaran waktu Kabareskrim saya Karo Provos pada saat dia mau berangkat ke luar negeri tidak seizin daripada Kapolri saya periksa. Saya bawa dari bandara menuju ke Mabes Polri. Suci kah dia? Jadi jangan merasa suci gitu loh," ujarnya.
Susno sedih dengan Kapolres R
Komjen Pol Purn Susno Duadji sejujurnya sedih melihat masih ada juniornya yang berpikir kolot di institusi Polri, tempatnya dulu berdinas.
Eks Kabareskrim periode 2008-2009 tersebut melihat pemikiran juniornya itu ternyata menjadi cerminan bagaimana kondisi Polri di level bawah.
Seharusnya, kata Susno, juniornya itu berpikir reformis demi kebaikan Polri ke depan.
Sosok yang dimaksud Susno itu AKBP berinisial R. Dugaan kuat mengarah kepada Kapolres Cirebon Kota AKBP Rano Hadiyanto.
Pasalnya, Susno sempat menyinggung bahwa kasus Vina dan Eky terjadi di wilayah tempat si Kapolres itu berdinas.
"Untuk level bawah itu yang saya sedih, kok enggak berubah ya. Kenapa enggak berubah? Masa saya diuntit atas perintah AKBP R," ujar Susno seperti dikutip dari Rasis Entertainment di Youtube yang tayang pada Kamis (15/8/2024).
Susno menceritakan bahwa ketidaksukaan R berawal ketika Susno menjadi ahli di sidang Peninjauan Kembali (PK) Saka Tatal di Pengadilan Negeri Cirebon, Jawa Barat.
Saat waktu jam istirahat di tengah sidang, Susno meminta seorang anggota polisi untuk menunjukkan di mana rumah makan empal gentong di Cirebon yang enak.
Ia lalu mengajak anggota polisi itu untuk makan bareng.