Laporan Wartawan Tribunnews, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kantor dan Liaison ASEAN United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) Indonesia, Erik van der Veen memberikan apresiasi kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).
Apresiasi tersebut terakit memberikan penghormatan dan kompensasi kepada korban terorisme adalah contoh praktik terbaik yang dapat diterapkan oleh negara lain.
"Pendekatan ini mencerminkan komitmen pemerintah Indonesia untuk menjaga dan menghormati kehormatan korban, serta mengkompensasi penderitaan mereka. Ini bisa menjadi contoh berharga bagi negara-negara lain di dunia," kata dia, Jumat(23/8/2024).
Di tengah tantangan global dalam penanganan dampak terorisme, inisiatif dari BNPT dan LPSK di Indonesia menunjukkan komitmen yang mendalam terhadap penghargaan dan pemulihan para korban.
Baca juga: Kepala BNPT Sebut Tak Ada Aksi Terorisme Sepanjang Tahun 2023
Dirinya juga memberikan apresiasi tinggi terhadap langkah BNPT dan LPSK dalam menggelar Peringatan Hari Internasional Peringatan dan Penghormatan Korban Terorisme . Van der Veen menekankan bahwa acara peringatan ini merupakan sebuah langkah yang sangat penting dan unik.
"Saya ingin menekankan bahwa acara peringatan seperti ini, yang memberikan ruang bagi korban untuk diakui, adalah sesuatu yang unik. Tidak banyak negara lain yang melakukan inisiatif yang sama," kata Van der Veen.
Peringatan ini menurutnya merupakan salah satu langkah nyata yang menunjukkan bahwa pekerjaan penanggulangan terorisme di Indonesia berdampak nyata.
Dia menekankan bahwa inisiatif ini tidak hanya penting secara nasional tetapi juga memberikan dampak yang luas di kancah internasional.
Dia juga mencatat bahwa pendekatan yang diambil oleh BNPT dan LPSK adalah langkah maju dalam kerangka kebijakan internasional.
Selama 25 tahun terakhir, kebijakan internasional umumnya fokus pada penegakan hukum dan respons militer terhadap terorisme, sering kali mengabaikan kebutuhan dan pengakuan terhadap korban.
"Jika kita melihat bagaimana kerangka kebijakan masyarakat internasional di berbagai negara yang telah berkembang dalam 25 tahun terakhir, sangat sedikit pengakuan diberikan kepada korban. Sebagian besar fokus diarahkan pada narasi bahwa terorisme adalah hal buruk dan harus disingkirkan," tutup Erik.