Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi VII DPR RI, Dyah Roro Esti menyoroti terkait peran perempuan dalam menentukan arah bangsa.
Penjelasan tersebut disampaikan Roro saat menjadi panelis dalam Festival Renjana Cita Srikandi di Kota Pekanbaru yang bertajuk “Gender Equality” pada pada 23 Agustus hingga 25 Agustus 2024.
Menurutnya, saat ini pemerintah sudah memberikan kesempatan bagi sosok perempuan untuk terlibat dalam pembuatan kebijakan, terlebih dengan adanya kuota minimal 30 persen untuk keterwakilan perempuan di DPR RI.
Kesempatan itu pun membuatnya termotivasi untuk memberanikan diri terjun di dunia politik.
“Setelah bertemu dan ngobrol dengan masyarakat, saya pun merasa punya hubungan emosional dengan mereka, hingga akhirnya saya diberi amanah untuk duduk di DPR RI sebagai wakil rakyat dengan daerah pemilihan Gresik-Lamongan di Jawa Timur. Hal itu membuat saya sangat bersemangat untuk terus menyuarakan aspirasi-aspirasi masyarakat ke pemerintah pusat. Selain itu, tentunya masih banyak hal yang harus kita benahi dalam sistem politik kita, jadi kalau bukan kita yang memberdayakan diri untuk masuk didalamnya dan berusaha melakukan perubahan-perubahan bagi bangsa dan negara ini, then who else?” ujar Roro dalam diskusi tersebut.
Terkenal sebagai sosok politisi muda perempuan, Roro mengaku harus menghadapi berbagai stereotip masyakarat, mulai dari usia yang dinilai terlalu muda untuk terjun di dunia politik dan terkait diskriminasi gender.
Namun hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk terus mengabdi dan menjadi penyalur aspirasi masyarakat.
Roro lantas menjelaskan bagaimana ia membuktikan bahwa usia dan gender tidak menghalangi kapasitasnya sebagai wakil rakyat.
Ia terus berusaha untuk menampung aspirasi masyarakat dan menyampaikannya kepada instansi-instansi terkait untuk membantu merealisasikannya.
"Cara saya adalah membuktikan kapasitas kita dengan terlibat aktif. Karena sebagai wakil dari masyarakat, kita gak bisa lagi duduk di luar kapal dan hanya memikirkan diri kita sendiri. Kita harus betul-betul menampung segala aspirasi masyarakat, mencatatnya dengan baik, lalu menyampaikannya ke instansi-instansi yang bisa membantu untuk merealisasikannya," ungkapnya.
Adapun Festival Renjana Cita Srikandi menggelar agenda panel diskusi di Gedung Menara Dang Merdu BRK Syariah, Kota Pekanbaru sebagai salah satu rangkaian HUT Riau ke-67 dengan menghadirkan kisah-kisah inspiratif dari sejumlah wanita Srikandi di Indonesia.
Baca juga: Prihatin Nasib Cut Intan Nabila, Dyah Roro Esti: Pelaku KDRT Tak Bisa Ditoleransi
Turut hadir dalam sesi panel tersebut di antaranya Atira Fahira yang berprofesi sebagai Pilot dan Rica Permatasari berprofesi sebagai Pemadam Kebakaran.