"Sebelum bergabung dengan AQAP, YLK pernah mengikuti pelatihan di Camp Hudaibiyah, Philipina pada tahun 1998 sampai dengan 2000," sambungnya.
Berdasarkan track record pada 2001, YLK juga mengikuti Muqoyama Badar tahap 2 (Pelatihan Para Militer) di Jawa Timur yang merupakan program dari kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI).
Sedangkan pada 2003, YLK sempat ditahan oleh polisi atas kasus kepemilikan senjata api laras panjang yang merupakan titipan dari UM seorang Napiter kasus Bom Bali 1.
"Di tahun 2012, YLK bergabung dengan kelompok Jamaah Anshor Tauhid (JAT) dan mengikuti program pengiriman personal ke Yaman sebagai bagian dari jihad global AQAP," kata Aswin.
Aswin membongkar rencana aksi teror yang pernah disusun oleh YLK yang memiliki nama samaran IS alias AT alias MAL alias AH pernah berencana melakukan aksi teror meledakan Bursa Efek Singapura pada 2015.
"Pada tahun 2015, YLK mencoba masuk ke Singapura melalui jalur laut namun ditolak oleh imigrasi Singapura dan dideportasi ke Batam,” katanya.
“Pasca 2016, YLK berupaya menghilangkan jejak dengan mengganti identitasnya hingga ditangkap pada Agustus 2024," pungkas Aswin.