News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terjerat Skandal Hukum, Platform Jual Beli Kripto Hotbit Berhenti Beroperasi

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ilustrasi kripto. Hotbit, bandar kripto asal Amerika resmi menutup semua operasionalnya termasuk layanan trading, penyetoran, penarikan, dan pendanaan di platformnya

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, CALIFORNIA – Hotbit, bandar kripto asal Amerika resmi menutup semua operasionalnya termasuk layanan trading, penyetoran, penarikan, dan pendanaan di platformnya, terhitung sejak 22 Mei 2023 pukul 11.00 waktu setempat.

Dalam keterangan resminya, Hotbit mengatakan penutupan layanan operasi terpaksa dilakukan, imbas dari perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh seorang mantan karyawan manajemen Hotbit.

Baca juga: Warga Rusia Didakwa Atas Kejahatan Ransomware yang Melibatkan Kripto

Pada 2021 lalu seorang mantan karyawan Hotbit terlibat skandal pelanggaran hukum pidana lantaran menjalankan sebuah proyek ilegal.

Akibat kasus tersebut, Hotbit sempat diselidiki, hingga layanan jual beli kripto ini dibekukan oleh pihak berwajib untuk sementara waktu pada Agustus 2022 silam.

Sebelum diterpa berbagai kasus, Hotbit yang telah yang telah berdiri sejak 2008 silam, sempat menguasai penjualan di pasar kripto Asia diantaranya seperti Jepang, Rusia, Korea Selatan, negara-negara Asia Tenggara, dan Turki.

Melesatnya eksistensi Hotbit bahkan membuat platform jual beli kripto ini memiliki 5 juta pengguna harian,

Kendati Hotbit telah dapat dapat beroperasi seperti semula, sayangnya skandal hukum yang menerpa Hotbit telah memicu hilangnya kepercayaan investor.

Kondisi tersebut makin diperparah dengan adanya perubahan tren industri kripto serta hancurnya sejumlah bursa dan perbank kripto termasuk FTX.

Baca juga: Bursa Kripto FTX Bangkrut, Indodax Lakukan Audit dan Perhitungan Kecukupan Likuiditas

Serangkaian tekanan ini yang kemudian membuat para investor kripto mulai kabur meninggalkan Hotbit, hingga pendapatan dari bisnis perdagangan di bursa cryptocurrency ini mengalami penurunan tajam.

Khawatir ancaman tersebut semakin memicu pembengkakan kerugian, CEO Hotbit akhirnya memutuskan untuk menutup seluruh operasinya, mengutip dari Cointelegraph.

“Runtuhnya institusi terpusat besar secara berturut-turut telah menyebabkan industri secara bertahap dalam dua cara merangkul peraturan atau menjadi lebih terdesentralisasi,” ungkap Tim Hotbit dalam siaran pers.

Nantinya sebelum platform Hotbit benar – benar ditutup permanen, para nasabah akan diberi waktu untuk menarik semua aset mereka yang tersimpan di dompet kripto Hotbit sebelum tanggal 21 Juni 2023.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini