News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Merapi Meletus

Sepertiga Kabupaten Sleman Rusak Parah

Editor: Anwar Sadat Guna
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dusun Cangkran Desa Argomulyo porak-poranda disapu wedhus gembel letusan Merapi, Jumat (5/11/2010) dini hari lalu. Foto diambil, Sabtu (6/11/2010) pagi.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Iman Suryanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
– Hingga saat ini sejak tanggal 26 Oktober lalu Gunung Merapi tak henti-hentinya meletus dan menyemburkan awan panas.

Bahkan hujan abu vulkanik saat ini telah merambah ke berbagai pelosok desa hingga memaksa puluhan ribu warga harus mengungsi. Umumnya, mereka adalah warga di Kabupaten Sleman.

Setidaknya sebanyak puluhan dusun dari 4 desa yakni Desa Kepuharjo, Desa Glagaharjo, Desa Wukirsari, Desa Argomulyo dikaki lereng Merapi yang sangat merasakan dampak letusan gunung teraktif tersebut.

Dari jumlah data yang di himpun Tribunnews.com, setidaknya di ketahui sebanyak ratusan ribu pengungsi telah memenuhi kantong-kantong pengungsian di 210 titik pengungsian di Kabupaten Sleman.

Tdak hanya itu saja ,setidaknya sepertiga dari wilayah Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta yang memiliki luas 3.185,80 km2 (2007) telah hangus dan rata dengan tanah akibat Merapi.

Seperti yang terlihat di Dusun Ngepringan dan Dusun Cakran yang terletak di Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan serta di Dusun Ngancar ,Dusun Kaliadem, Jambu, Petung, Kopeng, Pagerjurang, dan Kepuh yang terletak di Desa Kepuharjo yang menjadi dusun ”mati’ dengan terselimuti debu-debu Vulkanik.

Bersama tim evakuasi, Tribunnews mencoba melihat dari dekat kondisi desa-desa yang terkena hawa panas tersebut. Berbekal komunikasi radio tim evakuasi pencarian korban yang dikoordinasikan secara langsung oleh Kapten Wisnu Joko dari TNI AD Kompi 403/ Wira Sadha Pratista bersama Brimobda Yogyakarta serta tim relawan menyelusuri dusun-dusun kecli yang sudah tak berpenghuni dengan menggunakan kendaraan roda empat secara berkelompok dan terkoordinasi.

Di lokasi Dusun Ngempringan, Kecamatan Cangkringan, Sleman, tim evakuasi menemukan sembilan jasad yang hanya berjarak sekitar 7 kilometer dari puncak Gunung Merapi, Minggu (7/11/2010).

"Kita masih mengupayakan evakuasi susulan, saat ini kita sudah melakukan evakuasi 4 dari 9 jasad yang ditemukan ,namun melihat kondisi dan medan serta cuaca arah angin, sepertinya proses evakuasi akan sedikit terhambat," jelas Joko

Di desa yang saat ini sudah dipenuhi material yang dimuntahkan Merapi sejak 26 Oktober lalu juga terlihat beberapa tanaman sejenis bambu dan lainnya mengalami kerusakan parah.

Bahkan kepulan abu vulkanik saat ini memilii ketebalan lebih dari 5 cm masih terasa sangat hangat dan lembek untuk dipijak.

Walhasil hal tersebut pun diakali dengan menggunakan beberapa dahan pohon berukuran besar yang digunakan sebagai alas pijakan saat melangkah dan melakukan evakuasi korban.

Namun meski dengan menggunakan alas tersebut pun hawa panas masih sangat dirasakan meski menggunakan sepatu PDL milik TNI dan Polri.

"Aduh.....hawa panasnya masuk ke dalam," teriak salah seorang anggota Brimob Polda DIY sambil membuka sepatu dan membasahinya dengan air mineral.

Namun di tengah proses evakuasi, luncuran awan panas atau wedhus gembel tiba-tiba keluar dari puncak gunung Merapi sehingga membuat evakuasi dibatalkan unutk kembali ke Posko utama di Jambon, Cangkringan, menuju desa Ngeprin.

"Priittt...priittt...priittt..," bunyi peluit dari kejauhan pertanda bahaya mendekat dan membuat tim mundur dan berlari secara marathon menuju tempat aman

Wedhus gembel yang bergerak cepat membuat tim evakuasi yang terdiri dari anggota TNI dan Polri kocar-kacir meninggalkan Desa Ngepringan, Kecamatan Cangkringan, yang berjarak sekitar 7 km dari puncak Merapi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini