Awalnya, Jamal mengatakan delay pesawat juga akibatĀ menunggu slot landing di Bandara Madinah. Namun ia kemudian mengklarifikasi kalau pesawat menunggu hingga tiga jam lebih hanya akibat persoalan teknis untuk memperbaiki sistem pengairan.
"Saya dengar persoalan tidak ada sampai ke sana (slot di Madinah). Itu murni karena masalah air. Jadi penumpang semua tidak ada yang turun dari pesawat (di Kualanamu). AC dipesawat hidup, karena engine juga hidup terus selama menunggu," katanya.
Kenapa ini bisa terjadi pada pesawat terbaru? Jamal mengatakan persolan ini hanya bisa dijawab oleh pihakĀ manajemen Garuda Indonesia. "Soal itu saya tidak bisa jawab, tapi kalau ada datang pertanyaan kenapa pesawat balik lagi. Kita kemudian bertanya kepada ATC, Oh ternyata ada masalah di sistem pengairan pesawat," katanya.
Sedangkan Ikhsan Rosan, VP Senior Corporate Communications Garuda Indonesia, mengatakan pesawat bertolak dari Medan sekitar pukul 13.49 WIB. Begitu mengetahui keran air tidak berfungsi, pilot memutuskan kembali ke KNIA.
"Sepertinya satu kabin kru mengecek kran air ternyata tidak berfungsi. Keputusan tersebut sudah tepat karena penerbangan Medan-Jeddah, Arab Saudi memakan waktu hingga 8 jam. Kalau dipaksakan, semua penumpang pasti kesusahan," katanya, Selasa (10/9/2013).
Menurut Ikhsan setelah kran air pesawat diperbaiki dan sudah siap terbang kembali dari Bandara Kualanamu, pilot yang diketahui berkebangsaan Perancis tersebut harus diganti dengan pilot yang lain.
Ikhsan menuturkan, pilot pertama tersebut sudah melewati batas tugasnya sehingga harus diganti dengan pilot yang lain. "Sewaktu terbang pertama saja sudah 30 menit di atas, lalu dia balik ke Kualanamu memakan waktu 30 menit, jadi sudah satu jam di atas," katanya.
Ikhsan mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh penumpang calon haji atas kejadian tersebut.(riz/cr1)