Laporan Wartawan Surya Titis Jati Permata
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi lakon dalam drama politik bernama pengisian kursi wakil wali kota.
Ia tidak muncul dalam pelantikan wakilnya, Wishnu Sakti Buana oleh Gubernur Soekarwo, 24 Januari lalu.
Tidak ada yang tahu di mana wali kota perempuan itu berada.
'Hilangnya' Risma ini menguatkan spekulasi politik; Risma tetap tidak mau menerima Wishnu yang telah resmi mengisi kursi yang ditinggalkan Bambang DH tersebut.
Apalagi sebelum menghilang, mantan Kepala Bappeko Surabaya ini, secara tegas menyatakan terpilihnya mantan wakil ketua DPRD tersebut tidak prosedural.
Hingga sepekan pelantikan berlalu, Risma tetap tidak bertemu Wishnu, yang notabene pernah ikut melakukan gerakan memakzulkan Risma dari kursi wali kota tahun 2011 silam.
Meski belum bertemu Wishnu, Risma sudah muncul ke publik. Tepatnya di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos) Kalijudan, 30 Januari.
Di sini Risma buka suara seputar alasan penyebab dirinya tidak muncul di pelantikan.
Ia mengaku sedang sakit dan harus beristirahat sesuai anjuran dokter.
"Saya khawatir nanti Pak Wishnu ketularan. Saya kan jadi nggak enak," tuturnya.
Tidak jelas penyakit menular yang dimaksudnya. Namun sebelumnya staf Risma menyatakan, Wali Kota Risma sakit tenggorokan.
Apapun penyakitnya, yang pasti, Risma tidak takut penyakitnya itu menulari para penghuni Liponsos yang dikunjunginya.
Situasi baru mencair lima hari pasca-kunjungan Liponsos. Risma mau bertemu dengan Wishnu tanggal 5 Februari.