News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Eksklusif Jawa Timur

Angel Bingung Lawan Stigma, Virus AIDS Lenyap di Tubuhnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEDULI AIDS - Sejumlah mahasiswa menunjukkan pita merah saat kampanye peduli AIDS kepada pengguna jalan di JL Raya Nginden, Surabaya, Senin (1/12). Kampanye untuk memperingati Hari AIDS Se-dunia oleh Mahasiswa Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya (UBAYA) ini untuk membangun kesadaran dan edukasi pada masyarakat agar peduli terhadap penyebaran virus HIV/AIDS yang selalu meningkat setiap tahunnya. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Perempuan 33 tahun ini mengaku sangat merindukan keluarganya.

Ia ingin menunjukkan bahwa hidupnya telah terbebas dari narkoba dan HIV.

Tapi, ia khawatir kepulangannya akan membuat keluarga yang menyayanginya justru berantakan.

Ceria sekali perempuan itu. Berkali-kali  ia tertawa lepas, keceriaan yang langka terjadi pada mantan pengidap HIV.

Saat ditemui Surya(Tribunnews.com Network)  beberapa waktu lalu, ia siap bercerita blak-blakan seputar pengalamannya terjangkit HIV asal namanya disembunyikan.

Ia tertawa lebar ketika Surya menawarkan nama samaran "Angel".

”Saya dulu salah jalan, jadi pecandu (narkoba) sejak 1999, saat masih SMA,” kata Angel memulai cerita.

Angel mulai bisa lepas dari narkotika. Namun, sejak Februari 2009, ia sakit-sakitan dan sering keluar-masuk rumah sakit.

Penyakitnya pun bermacam-macam, mulai dari diare, demam, tuberkulosis, hingga dermatitis.

"Lalu, pada 24 Desember, malam Natal, saya divonis mengidap HIV/AIDS, sudah stadium empat,” tuturnya.

Penyakit ganas ini membuat Angel harus dirawat sebulan di RS swasta di Surabaya.

Kekayaan keluarga banyak tersedot untuk biaya pengobatan. Relasi dengan keluarga memburuk, terutama dengan dua kakak perempuannya.

Angel mengalah. Ia memilih sering meninggalkan rumah. Ia kerap tidur dan mandi di sebuah tempat ibadah di dekat rumah.

Kondisi  Angel ini akhirnya  diketahui pendeta di gereja tempat ia pernah menjadi jemaat.

Di sana, dia diberi tumpangan dan dirawat. Sang pendeta juga berupaya membantu merekonsiliasi hubungan Angel dengan dua kakak perempuannya. Sayangnya upaya itu belum berhasil.

”Waktu itu, orang tua saya sering datang ke gereja sambil mengantarkan obat-obatan ARV. Karena tidak bisa beraktivitas, saya disuapi jemaat. Kebetulan ada ibu-ibu yang ikut jaga di sana,” jelas Angel.

Terapi ARV dan dukungan moral dari sejumlah orang membuat Angel pelan-pelan bangkit.

Pada 2012, seiring dengan kesehatannya yang mulai pulih, dia mulai terlibat aktif sebagai pekerja lapangan di sebuah LSM Surabaya yang aktif mendampingi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).

LSM ini pulalah yang dulu turut mendampingi Angel selama masa pemulihan.  

Saat ini, meski belum sembuh benar karena HIV, namun kekebalan tubuh Angel telah mencapai angka normal.

Berat badan kembali hampir seperti sediakala, saat belum terjangkit HIV.

”Saya ingin bisa kembali lagi berdamai dan berhubungan baik dengan kakak-kakak saya. Kalau sekarang belum bisa, saya yakin suatu saat pasti bisa,” pungkas dia. (ben)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini