"Hanya mengulang, pernyataan Agus sama dengan yang sebelumnya yaitu yang melakukan pembunuhan adalah Margriet," jelas dia.
Namun demikian, Agus sempat menceritakan kepadanya mengenai kronologi seputar pembunuhan Engeline.
Kepadanya, Agus mengatakan bahwa pada hari kematia Engeline yakni Sabtu (16/5/2015) ia dipanggil oleh Margriet ke kamarnya.
Saat itu kliennya melihat Engeline sudah tergeletak di lantai kamar tersebut.
"Namun saat itu korban belum meninggal. Dua jari Engeline masih bergerak," jelasnya Hotman.
Setelah melihat kondisi Engeline yang sudah tidak berdaya, Agus kemudian diperintahkan oleh Margriet untuk mengangkat tubuh bocah kelas dua sekolah dasar itu.
Saat diangkat tangan Agus dan bajunya sempat terkena darah yang keluar dari tubuh Engeline.
"Sempat kena ke tangan dan bajunya Agus," ujarnya.
Namun, hasil labfor saru dan dari tim Inafis Polda Bali dan Bareskrim Polri tidak menemukan bercak darah Engeline itu.
Ia pun kemudian mempertanyakannya, kemana darah tersebut.
"Ya kemana bercak darah Engeline, itu yang masih kami tanyakan hingga saat ini," ujar Hotman.
Selain kecurigaan memgenai keberadaan darah Engeline, ia juga menaruh kecurigaan kepada Margriet yang berdalih tak mengetahui tempat anak angkatnya itu dikubur.
Kata dia, lubang yang digunakan mengubur Engeline tak terlalu dalam.
Sedangkan jarak waktu antara Engeline dibunuh dan di alam lubang tersebut sekitar 20 hari.