“Sebenarnya dibuat sendiri juga bisa,satu kondomnya sekarang seharga Rp 150, dan itu sekali pakai saja,” jelasnya.
Untuk mencoba kondom buatan mereka, 5 sekawan ini bekerja sama dengan PT. Milkindo, perusahaan peternakan sapi perah di daerah Kepanjen.
Dalam sehari mereka menghabiskan 1.200 kondom, dengan perhitungan satu sapi memiliki 4 puting dan dalam sehari dilakukan dua kali pemerahan yang berarti dua kali penggantian kondom.
Hasil temuan mereka itu telah diikutkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan berhasil didanai.
Bahkan mereka lolos untuk mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-28 di Kendari pada 5-9 Oktober 2015.
Proposal penelitian tersebut lolos seleksi Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) bersama 34 proposal lainnya yang juga bakal dipresentasikan di ajang yang sama.
Hasil karya mereka sudah diuji coba beberapa kali pada sapi laktasi yang diduga menderita mastitis subklinis.
Hasilnya menunjukkan sapi merasa nyaman dan tidak menimbulkan iritasi pada puting.
"Uji CMT (California Mastitis Test) memberikan hasil positif satu lebih rendah dibanding dengan yang menggunakan antiseptik atau kondom saja. Ini artinya jumlah sel somatik bakteri lebih sedikit dan pada uji mikrobiologi menggunakan metode Total Plate Count menunjukkan adanya penurunan jumlah sel mikroba," jelas dosen pembimbing penciptaan kondom bagi sapi perah tersebut, drh Dahliatul Qosimah.