Laporan Wartawan Tribun Medan, Array A Argus
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Neni Lusiana (27), ibu bayi kembar yang anaknya tewas karena dibunuh sang suami sempat meminta Polsekta Sunggal untuk tidak melakukan autopsi terhadap jasad anaknya, Jaiden.
Ia juga meminta Rumah Sakit Bina Kasih agar langsung mengkafani jasad Jaiden guna dibawa untuk disemayamkan.
"Saya enggak mau kalau anak saya ini diotopsi. Kasihan lah dia. Sudah dari semalam di ruang jenazah," kata Neni di depan kamar jenazah, Selasa (1/3/2016) siang.
Neni mengungkapkan, jika anaknya tetap diautopsi, ia tidak mau menandatangani berkas-berkas yang akan diajukan oleh polisi.
Neni meminta agar anaknya itu dipulangkan saja.
"Bapak-bapak pasti tahu bagaimana perasaan saya. Jadi saya sangat bermohon, janganlah lagi anak saya diotopsi," ungkapnya.
Pascakejadian, Neni mengaku sempat menghubungi keluarganya yang ada di Tebingtinggi. Ia mengatakan, pihak keluarga sang suami juga sempat ke rumah sakit melihat jenazah anaknya.
"Saya di Medan ini sendiri pak. Keluarga saya semuanya di Tebingtinggi. Jadi tolonglah pak, biarkan saya membawa anak saya pulang," katanya.
Diberitakan, Fredi alias Ali (30) warga Jl Pasar IV, No11 C, Sunggal, Kecamatan Sunggal tega membunuh anaknya yang baru berusia 7 bulan. Bayi mungil bernama Raiden itu dibunuh dengan cara ditampari hingga mengalami memar-memar.
Menurut informasi yang diperoleh Tribun, kasus penganiayaan ini bermula pada Minggu (28/2/2016).
Saat itu, korban yang merupakan anak kembar ini ditinggal oleh ibunya bekerja.(*)