"Turun..turun..turun!" bentak salah seorang anggota bersenjata sambil mengacungkan senjata.
Mereka langsung melakukan tembakan hingga enam kali dengan posisi senjata mengarah bawah lantai kapal.
Mendengar suara tembakkan tersebut para awak kapal ketakutan.
Mereka langsung lari bersembunyi, termasuk Yohanis lari ke arah kamar dan sempat bersembuyi.
Merasa takut di kamar sendirian, Yohanis lari ke kamar nakhoda.
Di sana sudah ada nakhodanya Moch Ariyanto Misnan bersama kedua rekannya.
Namun, tak lama kemudian, kelompok bersenjata masuk ke kamar nakhoda.
Yohanis dan keempatnya disuruh keluar ke geladak kapal. Sebanyak 10 awak kapal dikumpulkan di geladak sambil kedua tangan berada di atas kepala.
Saat dikumpulkan, salah satu anggota kelompok Abu Sayyaf melihat handphone Yohanis diletakkan di dalam kantong celana.
Handphone Yohanis pun langsung diambil.
Melihat lima orang kelompok Abu Sayyaf sibuk memeriksa rekan‑rekannnya, Yohanis lari melalui pintu darurat yang bentuknya kotak.
Di pintu darurat itulah Yohanis yang memiliki tubuh agak kecil langsung memasukkan kakinya dan langsung menurunin anak tangga.
Dari pintu darurat, dia menuju kamar mesin dengan cara merayap.
Di dalam kamar mesin inilah, Yohanis tengkurap selama 10 menit.