Dengan menggunakan kayu, pentungan, tombak dan laras panjang, mereka menarik, memukuli serta menginjak-injak wartawan.
"Awalnya saya mau wawancara ibu-ibu warga sana. Lagi duduk di sebelah ibu itu, saya ditarik, dihantam kayu broti itu, diseret-seret dan dipijak-pijak," kata Array.
Wartawan Tribun Medan ini, sudah menyatakan dirinya merupakan wartawan, tapi TNI AU dan anggota Paskhas tersebut secara brutal terus melakukan pemukulan.
"Aku sudah teriak, aku wartawan! aku wartawan! sambil menunjukkan identitasku. Tapi orang itu bilang, gak urus! Gak urusan saya itu! dan terus menyeret serta menginjak-injak," ungkapnya.
Saat ini kedua wartawan sedang dirawat di ruang IGD RS Mitra Sejati.
Ibu dan anak-anak juga dipukuli
Selain memukuli lelaki dewasa, anggota TNI AU juga menghajar kaum ibu bahkan anak-anak.
"Keterlaluan mereka itu bang. Mamak-mamak bahkan anak-anak pun dihajar sama orang itu (TNI AU)," kata warga Andi, warga sari Rejo, Senin (15/8/2016) di rumah sakit Mitra Sejati.
Menurutnya setelah warga melakukan demo dengan membakar ban, anggota anggota TNI AU terlihat mulai bringas.
Karena tidak mampu menahan emosi, belasan anggota TNI AU menyerbu warga yang tengah nongkrong di sekitar lokasi.
"Gawat bang, semua dihajar. Anak-anak pun yang ada di lokasi dimaki-maki ada juga yang ditokok (dijitak) kepalanya," katanya.
Selain warga pendemo, masyarakat yang melintas juga tidak lepas dari amukan anggota TNI AU tersebut.
Warga yang hendak melintas pun usir paksa bahkan sempat memukul helm pegendara menggunakan tongkat.
"Selain orang tadi kereta warga pun sempat ditunjangi tentara sampe masuk paret," katanya.(*)