Saat dalam perjalanan pulang itulah bajaj Rosidi dipepet, lalu kalung emas dengan liontin yang dikenakan korban dijambret.
Berkat aksi Rosidi yang nekad mengejar penjambret dan menabrakan bajajnya ke sepeda motor, Tjen memberikan upah Rp 200.000 untuk Rosidi.
Tjen mengaku tak menyesal walau kalung emasnya rusak bahkan beberapa liontinnya hilang. Tapi dia puas kedua pelaku bisa tertangkap.
Rosidi mengaku kesal dengan banyaknya penjambret yang mengincar penumpang bajaj.
Dia mengaku ini kali kelima penumpang bajajnya jadi korban penjambretan.
"Makanya saya kesal dengan kelakuan penjambret-penjambret ini," kata Rosidi kepada wartawan di Polsek Tambora, Selasa (17/1/2017) sore.
Di empat kejadian sebelumnya, Rosidi mengaku menyesal karena tak sempat membantu penumpangnya. Dia tak mengejar.
Lantaran menyesal itulah, begitu peristiwa serupa menimpanya lagi, Rosidi pun memilih tancap gas dan memburu kedua pelaku.
Kanit Reskrim Polsek Tambora, Ajun Komisaris Antonius, mengatakan, pihaknya kini menahan pelaku dengan barang bukti kalung emas seberat 6,9 gram milik korban.
"Penumpang bajaj harus berhati-hati di jalan, mereka harus tetap waspada saat menaiki bajaj," kata Antonius ketika dihubungi Wartakotalive.com, Selasa (17/1/2017).
Sebaiknya kalung emas dilepas saja. Begitu juga ponsel, sebaiknya jangan dipakai untuk menelepon atau dimainkan. Dan tas sebaiknua jangan ditaruh di dekat pintu, tetapi dipangku oleh penumpang. (wartakota/ote)