Anas menginginkan masyarakat Banyuwangi tidak hanya lagi sekadar mengirim biji cokelat ke luar negeri, melainkan juga memproduksi. Sehingga masyarakat mendapat keuntungan lebih dari itu.
"Karena itu kami membangun komunikasi dengan berbagai pihak, salah satunya di Puslitkoka, dan kampus-kampus," kata Anas.
Anas menginginkan kerjasama dengan Puslitkoka ini, bisa menumbuh kembangkan jenis kakao di Banyuwangi, sampai bagaimana membuat dan memproduksi cokelat yang nikmat seperti di Perancis dan Swis.
"Bayangkan cokelat Valrhona, Perancis, itu ada tulisannya kakao Glenmore. Kita harus juga bisa. Ini bisa menjadi oleh-oleh khas Banyuwangi,". kata Anas.
Cokelat Valrhona merupakan salah satu cokelat yang paling digemari pastry (pembuat kue) dunia.
Direktur Puslitkoka, Misnawi membenarkan apabila Banyuwangi memiliki cokelat dengan kualitas salah satu yang terbaik di dunia.
"Itulah mengapa Belanda dulu membuat perkebunan di wilayah Glenmore Banyuwangi. Karena cokelatnya memiliki kualitas yang baik," kata Misnawi.
Misnawi mengatakan, cokelat Banyuwangi bisa dikembangkan menjadi produk-produk yang berkualitas. Demikian juga varietas cokelat dan kopi juga bisa banyak dikembangkan.