Dengan cara seperti itu, menurut Anas, mampu meningkatkan kunjungan kerja dari berbagai daerah ke Banyuwangi, untuk melihat secara langsung bagaimana kebijakan, program, serta inovasi yang diterapkan di Banyuwangi.
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) Banyuwangi yang mendapat nilai A, oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (Kementerian PAN-RB), membuat banyak daerah yang tertarik untuk datang mempelajari Banyuwangi.
Banyuwangi adalah satu-satunya kabupaten di Indonesia sekaligus yang pertama yang mendapat nilai A atau tertinggi. Selama ini, belum pernah ada kabupaten yang berhasil meraih nilai A di seluruh Indonesia.
Tidak hanya SAKIP, berbagai program yang diterapkan Banyuwangi juga mendapat respon positif dari berbagai daerah untuk mendatangi Banyuwangi.
Dengan banyaknya kunjungan kerja dari berbagai daerah, secara tidak langsung menjadi berkah untuk Banyuwangi. Kedatangan delegasi daerah lain dengan sendirinya juga menggairahkan industri pariwisata di Banyuwangi.
Permintaan kamar hotel, kuliner, dan produk kerajinan untuk oleh-oleh meningkat. Berdasarkan catatan, rata-rata tiap delegasi berada di Banyuwangi selama dua hari. Ini adalah model wisata studi yang melengkapi pesona Banyuwangi sebagai destinasi wisata alam dan budaya.