Ada yang kemudian mengira asap warna abu-abu itu sebagai pertanda bahwa gunung sudah menyemburkan debu vulkanik.
Namun, Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Gede Suantika menegaskan bahwa asap yang terlihat berwarna abu-abu itu bukanlah debu vulkanik.
Suantika menjelaskan, asap yang keluar dari kawah Gunung Agung masih tetap berwarna putih.
Namun, akibat pantulan cahaya pagi hari yang mendung di sekitar Gunung Agung, maka asap putih itu menjadi terlihat berwarna abu-abu.
"Saya tegaskan warna asap yang keluar dari Gunung Agung masih berwarna putih dan belum berwarna abu-abu," ujar Gede saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Agung di Rendang, Karangasem, Sabtu (7/10/2017).
Dia mengatakan Gunung Agung yang berada pada ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut itu masih belum mengeluarkan abu vulkanik.
"Kami akan terus melakukan pemantauan, dan sampai saat ini tidak ada perubahan warna asap," katanya.
Devy Kamil Syahbana menambahkan bahwa asap yang keluar dari kawah Gunung Agung masih dominan berwarna putih.
"Keluarnya asap pada Gunung Agung menunjukkan bahwa gas yang keluar dari kawah sudah banyak. Apabila gas ini keluar terus biasanya tekanannya sedikit menurun. Tapi bukan habis, karena gempa yang terjadi masih cukup tinggi," katanya.
Ia menjelaskan aktivitas kegempaan Gunung Agung belum mengalami penurunan.
Tercatat pada Jumat (6/10/2017) aktivitas kegempaan mencapai total sebanyak 1.023 kali, naik dari jumlah total kegempaan pada Kamis (5/10/2017) yang sebanyak 922 kali.
"Jumlah kegempaan memang masih fluktuatif, tetapi tetap di tingkat tinggi," kata Kepala PVMBG, Kasbani, kemarin.
Oleh karena itu, hingga saat ini status Gunung Agung masih Awas atau level IV, dan PVMBG tetap memperingatkan kepada masyarakat agar tidak mendaki gunung dan masuk ke zona rawan.
"Gunung Agung masih kritis. Saya mengharapkan masyarakat dan wisatawan tidak masuk ke dalam radius rawan bencana," ujarnya.