Politikus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu juga melihat posisi besi tulangan untuk cor di dinding yang roboh tidak terlalu kuat.
Kondisi besi penguat dinding itu terlihat sambungan, tidak utuh dari bawah.
Besi penguat untuk cor itu disambung dengan cara diikat menggunakan kawat.
"Seharusnya tidak boleh besi tulangan disambung, besi harus utuh dari bawah," ujarnya.
Selain itu, dia juga mendapati ukuran besi penguat yang atas dengan yang bawah tidak sama.
Baca: Kontinuitas Aksi 212 akan Menjadi Arena Politik Baru
Ukuran besi penguat bagi bawah lebih besar dibandingkan bagian atas.
Tetapi, dia tidak bisa menyimpulkan langsung penyebab robohnya dinding stadion.
Menurutnya, banyak faktor yang menyebabkan bangunan dinding stadion roboh. Bisa karena faktor alam maupun kualitas bangunan.
"Kami belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Kami akan panggil dulu DPUPR, rekanan, konsultan perencanaan, dan konsultan pengawasan proyek ini. Kami ingin lihat dulu perencanaannya seperti apa, sesuai tidak dengan kondisi di lapangan yang kami temukan. Kalau hasil cek di lapangan, kami menemukan banyak kejanggalan proyek itu," kata Agus.
Sebelumnya, bangunan dinding tribun penonton sisi selatan Stadion Supriyadi ambruk, Kamis (30/11/2017) sore.
Proyek senilai Rp 1,8 miliar itu baru dibangun tahun ini dan sampai sekarang belum selesai seratus persen.
Bangunan roboh saat cuaca mendung dan terjadi angin kencang.