Jimmi menjelaskan, puncak kekisruhan antara Oesman dan Sekjen Hanura Sarifuddin Sudding adalah saat pengusungan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di sejumlah daerah di Indonesia.
"Padahal, kami sudah komitmen untuk berbuat yang terbaik di Pemilu Legislatif 2019. Namun, Pak OSO tidak menjalankan tugas dengan hati nurani. Bahkan, kami semua di DPD-DPD merasa tertekan dengan kepemimpinan Pak OSO," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, Oesman Sapta Odang diberhentikan dari posisi ketua umum Partai Hanura. Dia dianggap melanggar anggaran rumah tangga (ART) partai dan prinsip-prinsip nilai perjuangan partai tersebut.
Keputusan itu diambil setelah sejumlah pengurus Partai Hanura mengadakan rapat di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Senin (15/1/2018).
Pemberhentian Oesman dari jabatannya atas dasar permintaan dari 27 DPD dan lebih dari 400 DPC yang menyampaikan mosi tidak percaya.(Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: "Saya Ini Pendiri Partai Hanura, OSO Itu Baru Datang Kemarin"