TRIBUNNEWS.COM, MEUREUDU - Belasan ekor gajah liar berkeliaran di Gle Lhok Sandeng hingga Sarahmane-Kuta Rentang, Kecamatan Meurahdua, Pidie Jaya, sejak seminggu terakhir.
Sejumlah tanaman di kebun warga yang berada di perbukitan itu pun habis disantap. Sementara, warga tidak berani ke kebun karena takut akan menjadi sasaran amuk gajah.
Petani yang juga warga setempat, Tgk Saiful, mengatakan tanaman sawit, pinang, dan kelapa yang ditanam di kebun warga, habis dilahap kawanan hewan berbelalai itu.
“Dari belasan gajah yang berkeliaran di kawasan ini, tiga ekor di antaranya terlihat lebih beringas. Sehingga dalam seminggu ini, tidak satu pun warga yang berani pergi berkebun,” katanya, Rabu (21/2/2018).
Padahal, sebagian besar warga di kawasan ini, menggantungkan ekonomi keluarga dari hasil kebun mereka. Karena itu, warga berharap pemerintah tidak membiarkan gangguan gajah ini terus berlanjut.
Warga menambahkan, persoalan gangguan gajah ini sudah terjadi sejak tahun 2017 dan sudah pernah ditangani oleh pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.
Namun penanganan yang dilakukan dinilai tidak maksimal, sehingga kawanan gajah itu kembali lagi mencari makan di kebun warga.
Dari pantauan warga, gerombolan gajah liar itu menggasak tanaman di kebun warga saat malam, dan paginya kembali masuk hutan.
Beberapa gajah yang tampak beringas, juga sering terlihat siang hari untuk mencari makan di kawasan kebun.
Karena nafsu makannya yang tinggi, belasan gajah ini hampir menghabiskan seluruh tanaman di kebun warga hanya dalam waktu satu minggu.
“Hingga saat ini, tidak ada upaya dari pemerintah untuk mengatasi persoalan ini,” ungkap seorang warga lainnya kepada Serambi, kemarin.
Kelompok gajah liar berjumlah 15 ekor juga terlihat di Gampong Jijiem, Kecamatan Keumala, Pidie, sejak Selasa (20/2) malam. Kawanan gajah itu menggerayangi tanaman semangka milik warga yang belum sempat dipanen.
Petani semangka di kawasan itu pun mengaku mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Karena tanaman semangka yang mereka tanam beberapa bulan lalu, kini siap dipanen. Namun sudah lebih dulu disantap gerombolan gajah liar tersebut.
“Saya mengetahui ada gajah liar masuk ke kebun, saat saya hendak memanen semangka. Saat saya datang ke kebun, ternyata semangka tersebut sudah duluan dipanen gajah,” kata M Gade, petani di kawasan itu.
“Akibat gangguan gajah yang sudah sangat sering terjadi di kawasan ini, kami tidak bisa lagi bercocok tanam. Kami minta pemerintah mengganti rugi tanaman kami, karena kami tidak punya penghasilan lagi akibat gangguan hewan yang dilindungi pemerintah itu,” tambah Habil Razali.(naz)