"Si Darmawan itu bilang agar duit yang Rp 800 ribu ditambah Rp 200 ribu sehingga genap Rp 1 juta, dan bisa transfer. Begitu dia berdalih. Tapi, transaksi tak jadi dilakukan,” kata Made Aka.
Baca: Misteri Keberadaan Kapal Tongkang Tanpa Awak di Perairan Pulau Banyak Mulai Terkuak
Setelah dua kali Sania melakukan transfer yang dituntun Darmawan tuntas dilakukan, baik Made Aka maupun Sania belum menyadari bahwa uang di rekening bank Sania sudah dikuras oleh Darmawan.
Perbuatan Darmawan baru terkuak ketika Wayan Sania akan melakukan transfer dana pelunasan cicilan motor di ATM keesokan harinya.
Saat akan mentransfer dana ke pihak kreditur motor cicilan, transfer itu selalu gagal dan gagal lagi.
Akhirnya, Sania mengecek menu saldo di mesin ATM itu.
Saat itulah barulah Sania kaget dan lemas karena tertulis di layar mesin ATM bahwa saldonya kosong.
Saldo di rekeningnya yang sebelumnya masih berisi uang Rp 27.947.610 kini tak tersisa sedikit pun.
"Sempat kami telepon Darmawan, tapi dia mengaku sedang sibuk mengurus uang di bank. Saat kami telepon lagi, nomornya tidak bisa dihubungi. Sebelumnya Darmawan itu sempat minta ke Sania agar struk bukti transfer disobek. Beruntung adik saya tidak menyobeknya. Bukti itu kini jadi barang bukti untuk laporan ke polisi," kata dia.
"Ternyata, rekening yang ditransfer oleh adik saya tidak atas nama Darmawan. Namanya lain," jelas Made Aka.
Baca: Ruang Kepala Dinas PUPR dan DPKPP Sumedang Disegel KPK
Aka menambahkan, aksi yang dilakukan oleh Darmawan sangat rapi. Bahkan, pelaku cukup mengenal daerah Serangan, tempat tinggal Made Aka.
Saat mengaku hendak menyewa boat atau mentransfer dana, Darmawan malah sempat bicara tentang dua spot mancing yang terkenal, yakni Niko dan Tapak Gunung Nusa Dua, sehingga terkesan meyakinkan sebagai penyewa boat betulan.
"Saya heran kok dia tahu tempat-tempat itu ya. Dan lagaknya itu dia seperti meng-handle tamu dari Singapura serta Australia. Tetapi, kami mengakui saat itu seperti kesirep atau kena hipnotis," ucap Made Aka.
Ia tak habis pikir bagaimana orang tega menipu dengan cara seperti itu.
Dengan mata berkaca-kaca, Made Aka mengaku bahwa dirinya ke Poh Manis untuk tujuan baik, yakni hendak mengupayakan rencana upacara bagi merajan rumahnya.
"Sekarang dobel bingungnya saya ini. Tapi apapun cobaan akan saya hadapi. Yang penting saya minta sehat dan bisa laksanakan tugas mulia (melaspas dan ngetek linggih) saya," ucap Made Aka sembari berlinang air mata.
Kasus yang dialami Sania dan Aka ini sudah dilaporkan ke Mapolresta Denpasar sehari setelah kejadian atau pada Jumat 4 Mei 2018 dengan laporan Nomor : Lp-B/563/IV/2018/Bali/Resta Dps.
Secara terpisah, Kapolresta Hadi Purnomo membenarkan adanya laporan yang diadukan oleh Made Aka tersebut.
Baca: KPK Sita 1,9 Kg Emas, Rp 1,84 Miliar dan Mata Uang Asing
Polisi masih melakukan pendalaman keterangan pelapor, dan akan memanggil korban serta saksi.
Kejadian tersebut, kata Kapolresta, bisa menjadi pelajaran bagi warga yang lain juga.
Hadi Purnomo mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan orang yang baru dikenal, apalagi sampai orang tersebut memandu melakukan transaksi di ATM.
"Kami ingatkan agar masyarakat berhati-hati dan waspada. Apalagi dengan orang yang baru kenal. Kami akan tetap melaksanakan penyelidikan dan pendalaman sesuai data yang di berikan pelapor (korban)," ucap Hadi Purnomo kepada Tribun Bali tadi malam.