Menurut Kiai Mustofa, patut diapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga NKRI. Pemerintah berusaha menyatukan para ulama dan kiai untuk menjaga NKRI.
"Suatu kekita saya melihat KH Ma'ruf Amin yang juga Rais Aam PBNU resah. Beliau khawatir dengan perpecahan umat Islam di Indonesia. Sedangkan Presiden Jokowi juga resah karena dituduh anti Islam dan PKI. Lalu keduanya bertemu dan membentuk majelis yakni Majelis Dzikir Hubbul Wathon," ujarnya.
"Majelis itu artinya perkumpulan, dzikir itu bisa diartikan saling mengingatkan. Sedangkan hubbul wathon adalah cinta tanah air. Jadi Majelis Dzikir Hubbul Wathon tempat kita untuk mengingatkan dan menjaga NKRI," tutur Kiai Mustofa.
Kiai Mustofa kembali mengingatkan bahwa saat ini tahun politik. Adik kandung Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj ini pun meminta harapan Panglima agar seluruh elemen bangsa bersatu direalisasikan.
"Ya kalau nanti calon kepala daerah yang kalah maupun yang menang saling menghargai," jelasnya.
Senada dengan itu, Sekjen PB MDHW, Hery Haryanto Azumi menilai pertemuan ulama dan umaroh dalam hal ini TNI dan Polri sesuai dengan cita-cita besar MDHW.
"Pertemuan ulama dan umaroh ini bisa disebut tradisi baru yang sangat bagus. Ini harus dirawat dan ditradisikan," kata Hery.
Dengan sering berkumpul seperti ini, kata Hery, akan lebih mudah mencarikan jalan keluar untuk persoalan-persoalan bangsa.
"Pertemuan begini akan lebih mudah menemukan solusi. Makanya ini harus ditradisikan," katanya.