Sementara penerjun wanita Sulut, Pingkan Mandagi, saudara kandung Petra Mandagi mengatakan, keberadaan saudaranya masih belum diketahui.
Dikatakan Pingkan, sudah ada upaya pencarian dari timnya. Keluarga juga menggelar doa di Kalasey.
Inyo Rumondor dari Federasi Paralayang mengatakan, dari paralayang pusat telah mengirim tim untuk membantu proses pencarian korban yang masih hilang.
Ada tiga atlet paralayang dan dua kru asal Sulut masih hilang.
Belum Ditemukan
Atlet penerjun paralayang yang hilang saat bencana gempa dan tsunami Palu, hingga saat ini belum ditemukan.
Ada 10 nama yang tercatat antara lain Rachmat Sauma, Reza Kambey (kru), Ardi Kurniawan, Fahmi Malang, Frangky Kowaas dan Lauren Kowaas (kru), Glen Montolalu, Dong Jin, Triad, dan Petra Mandagi.
Mereka adalah atlet tim penerjun paralayang dan X-Country dari Sulut, Jawa, Jakarta, Surabaya dan Makassar yang berpartisipasi dalam acara tahunan Pesona Palu, Lamoni, di Pantai Talise.
"Alhamdulillah sebagian besar selamat dan sudah ada kontak," kata Weni, salah satu anggota komunitas ini yang mendapat informasi dari group Komunitas Paralayang Indonesia kepada Tribun.
Sejatinya para atlet ini masuk ke Palu sejak Kamis dan Jumat. Sebelumnya Petra Mandagi, putra mendiang Theo Mandagi, sudah dilaporkan aman.
Namun, keluarga Petra mengonfirmasi hingga saat ini Petra belum bisa dikontak.
Informasi yang diterima Tribun, tercatat ada 34 peserta lomba X Country, 5 atlet lokal, 4 atlet asing, ada lima anggota timnas. Mereka sebagian besar menginap di Hotel Roa-Roa.
Pingkan, kakak dari Petra kepada Tribun mengatakan, Petra terakhir kali berkomunikasi dengan istrinya pukul 18.31 Wita. Petra menghubungi istrinya setelah tsunami terjadi.
Informasi dari Pingkan, saat itu Petra berada di Hotel Roa-roa lantai 7.
"Saat ponselnya di-tracking, posisinya ada di beberapa ratus meter dari hotel," terangnya.