Setelah melancarkan aksinya, pelaku langsung kabur dengan memecahkan kaca jendela rumah korban.
Pecahan kaca tersebut juga turut membuat tangan pelaku terluka. Melihat aksi dari MS, istri pelaku kemudian melaporkan kejadian tersebut pada kepolisian.
Korban kehilangan tangan
A mengaku sedih melihat kondisi tangannya. A yang berprofesi menjadi seorang petani, mengaku kesulitan bekerja, setelah kehilangan satu tangannya.
Setelah dilakukan operasi, tangannya tidak dapat disambung kembali. "Saya menjadi cacat seumur hidup," ujar A.
A mengaku heran dan tidak percaya, pelaku yang masih keluarganya sendiri itu, tega menganiaya dirinya.
"Tidak tahu dia ini kerasukan apa sehingga berbuat seperti itu, padahal siang kami masih berkomunikasi," kata A, seperti dikutip dari TribunPontianak (grup SURYA.co.id).
Menyesali nasib malangnya, Ahmad menjelaskan bahwa selama ini tidak mempunyai masalah dengan pelaku.
"Hampir setiap hari saya bertemu dia dan selama ini tidak pernah ada masalah dengan dia. Saya tinggal di rumah tersebut bersama keluarga baru satu tahunan," tutur Ahmad.
Dalam penjelasannya, Ahmad menuturkan bahwa pelaku tiba-tiba datang ke rumahnya.
Pelaku kemudian menanyakan keberadaan Ahmad melalui istrinya.
"Malam sekitar jam setengah sembilan dia datang ke rumah, tanya istri di mana saya, istri jawab saya lagi makan di dalam," jelas Ahmad.
"Saat itu dia sudah membawa parang, saya tanya ada apa dek, tiba-tiba dia langsung membacok saya," terangnya.
Ahmad mengaku tidak menaruh dendam pada pelaku, namun ia sepenuhnya menyerahkan proses hukum pelaku pada kepolisian.(*)