Oleh karenanya pihaknya meminta kepada PT KAI dan gubernur aset-aset yang dimiliki kereta api berupa rel dan jaringannya harus dirawat dari sekarang.
Supaya bisa merencanakan jauh sebelum kepadatan itu datang. Sehingga masa datang itu kalau di kota-kota lain harus membuat LRT, Lampung sudah mempunyai potensinya.
"Kita sudah memiliki ruas-ruas yang dimiliki penuh oleh pemerintah dan ini harus kita rawat. Saya yakin kedepan angkutan kereta api ini akan bertambah dan memberikan suatu layanan baik kepada masyarakat," pungkasnya.
Budi mengatakan jalur kereta ini akan menelan anggaran Rp 2 hingga Rp 3 triliun.
"Jadi saya minta membuat konsep bagus ke Dirut PT PII (Penjamin Infrastruktur Indonesia) sehingga bisa (dibangun) jalan (kereta api) 40 kilometer," tambahnya.
Soal sumber anggaran jalur kereta Tegineneng-Tarahan ini, Budi mengaku tidak ambil pusing.
Lantaran pendanaan akan bersumber dari swasta bekerjama dengan BUMD.
"Kita selaman ini pusing APBN gak ada dana, ternyata pak Gubenur Lampung Arinal Djunaidi, bersama kementerian keuangan melakukan pembebasan lahan untuk mengundang swasta. Swasta ini akan kombinasi BUMN dan BUMD (dalam proyek ini)," bebernya.
Baca: Foto Putri Donald Trump Ngobrol dengan Jokowi di KTT G20 Osaka Viral, Ini 4 Fakta Sosok Ivanka Trump
Baca: Pujian kepada Habiburokhman yang Hadir Mewakili Prabowo di KPU
Baca: Menakar Kemungkinan Koalisi PDI-P dan Partai Demokrat, Seberapa Besar Peluang AHY?
Budi pun menyadari proyek longcut ini akan memakan waktu panjang.
"Ini memang butuh waktu lama karena butuh studi kelayakan selama 6 bulan, dan tender 6 bulan, jadi 1 tahun, jadi (target) 2022 akhir sudah gak ada kemacetan (di Bandar Lampung)," tandasnya.
Sementara itu, Gubenur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan, bahwa pihaknya baru Selasa lalu menghadap ke Kementerian Perhubungan dan menyampaikan pokok pikiran ini.
"Dan Minggu menhub sudah hadir dengan para dirjen," kata dia.
Ia meneruskan, dengan rencana pembangunan jalur kereta api, maka kereta tidak akan berhenti di Kotabumi saja. Melainkan sampai Martapura.
Sementara Dirut PT PPI Armad Hermawan mengatakan, dengan suksesnya pembangunan jalur kereta api di Sulawesi yang menggandeng swasta, Kementerian Perhubungan juga ingin menerapkan hal ini di Lampung.