Daryono mengatakan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan gempadangkal akibat adanya deformasi bantuan dalam Lempeng Indo-Australia.
Gempa dipucu lempeng Indo-Australia
Baca: Warga Sumur Ceritakan Detik-detik Gempa 7,4 SR: Gelap Gulita, Terdengar Suara Gemuruh
Daryono mengatakan bahwa jenis gempa malam tadi adalam gempa tektonik di Samudera Hindia Selatan Selat Sunda.
Episenter terletak pada koordinat 7,32 LS dan 104,75 BT atau tepatnya berlakasi di laut pada jarak 164 km arah barat daya kota Pandeglang, Kabupaten Pandeglang, pada kedalaman 48 km.
Gempa terasa hingga Yogyakarta dan Mataram
Baca: Video dan Foto Data Korban Gempa Banten versi BNPB dan Alasan Pakar UGM Sebut Tak Berpotensi Tsunami
Gempa malam tadi terasa cukup lama di Jakarta dan Lampung.
Bahkan, gempa juga dirasakan hingga Yogyakarta, Banyuwangi, dan Mataram.
Dikutip dari Kompas.com, Gayatri Indah Marliyani, ektonik Aktif Geologi Gempa Bumi dari Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM, mengatakan, sebaran getaran gempa tidak hanya terasa sampai Yogyakarta, Banyuwangi, tapi juga sampai Mataran.
"Karakteristik gempa merata seperti itu, biasanya (pusat) gempanya ada di bagian dalam dari zona subduksi. Atau istilah geologinya intra-slab," ujar Gayatri dihubungi Kompas.com, Jumat (2/8/2019)
Hal tersebut bisa terjadi karena ada lempeng samudera yang pecah, retak, atau patah hingga hiposenter agak dalam dan getarannya bisa terasa sampai ratusan bahkan mungkin ribuan kilometer.
Ia juga menerangkan bahwa untuk karakteristik gempa dengan kedalaman seperti itu umumnya sesar tidak bisa dipetakan.
Gayatri menambahkan bahwa gempa yang terjadi di zona intra-slab jarang memunculkan gempa susulan.
"Kalau gempa di bawah (dalam) cenderung lebih cepat recovery atau lebih cepat kembali ke posisi awal. Sehingga gempa susulan tidak banyak, berbeda dengan gempa yang sesar," pungkasnya.
Kepala BNPB tinjau dampak gempa di Pandeglang