Sementara, untuk hasil pemeriksaan terdakwa menunjukkan hasil J2. Artinya masih dalam batas normal dan tidak ditemukan adanya gangguan jiwa,"jelasnya.
Termasuk saat mengikuti tes penerimaan calon tamtama pada 2018 lalu, Hillary mengungkapkan tidak mendapati kejanggalan dari Prada DP yang saat itu masih berstatus sebagai calon siswa.
Sebab dari hasil tes wawancara psikologi, Prada DP dinyatakan sehat dan tak mengalami gangguan jiwa.
"Saat itu saya yang periksa dan semuanya normal. Tidak ada gejala yang aneh-aneh padanya,"ujar Hilary.
Maka, berdasarkan pemeriksaan tersebut, Hilary menegaskan bahwa Prada DP dapat mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya.
"Ada beberapa kategori kondisi kejiwaan. Yakni ada kondisi jiwa Normal, batas normal, kecenderungan dan yang paling parah dalam Kondisi sakit.
Sedangkan terdakwa masuk dalam kategori masih batas Normal dan bisa mempertanggungjawabkan tindak yang dilakukannya,"ujar Hilary.
Cara Identifikasi Prada DP
Dalam mengungkapkan pembunuhan yang dilakukan Prada Deri Pramana (Prada DP) terhadap Vera Oktaria, pihak kepolisian menggunakan kecanggihan alat Inafis Portable System (IPS).
Kaur Identifikasi Satreskrim Polres Muba Aipda Chandra Kartika menjelaskan, IPS merupakan metode pencocokan sidik jari dengan data perekaman E-KTP di dinas penduduk catatan sipil (Disdukcapil).
Hal ini diungkapkannya pada sidang keempat Prada DP di pengadilan militer I-04 Jakabaring Palembang, Selasa (13/8/2019).
"Saat di lokasi, kami menganalisa tempat kejadian untuk mencari sidik jari yang tertinggal disana,"ujarnya.
"Dari hasil penyelidikan didapat ditemukan sidik jari jempol kiri dan telunjuk kiri ditemukan di pintu depan kamar mandi. Serta Di botol mineral jari manis kanan," tuturnya.
Namun dalam proses pengungkapan kasus tersebut, petugas sempat mengalami sejumlah kendala.
Diantaranya petunjuk yang sangat minim di lokasi kejadian. Hal ini dikarenakan hampir seluruh kondisi di kamar 06 dalam keadaan tanpa jejak yang ditinggalkan pelaku.
"Selain itu kami juga mengalami kendala dikarenakan koneksi yang tak stabil saat melakukan IPS di lokasi kejadian. Sehingga kami memutuskan untuk kembali pulang ke Polres,"kata Chandra.
Lanjutnya, ada empat nama yang keluar saat proses pencocokan sidik jari berlangsung.
Namun dari nama-nama tersebut, Prada DP yang memiliki skor tertinggi yakni 7,6 persen.
"Kita data download data sidik jari jempol kiri yang ditemukan.
Hasilnya, identik ada 12 titik persamaan. Setelah ada persamaan itu, kita langsung samakan lagi dengan telunjuk kiri.
Sama, hasilnya identik juga dengan yang bersangkutan (Prada DP),"ujarnya.
Chandra mengungkapkan, setelah mendapat identitas tersebut, dirinya langsung bergegas melaporkan ke Kasatreskrim Polres Muba.
Selanjutnya, dilakukan pencocokan terhadap data pembanding ke tim Inafis Polda Sumsel.
Hasil yang dikeluarkan tersebut juga sama dari pemeriksaan sebelumnya dan tetap mengarah pada satu orang yakni Prada DP.
"Hasilnya mengarah kuat ke terdakwa," ujarnya.
Penulis : Kontributor Palembang, Aji YK Putra
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kabur dari Pendidikan, Prada DP Ingin Bekerja di Kampung Halaman Mantan Pacar"