Pernah Terciduk
Terlahir dari keluarga serba kekurangan membuat Noviana tergerak untuk membantu perekonomian orang tuanya.
Wisudawan terbaik Universitas Airlangga ini mengisahkan, pernah mengamen untuk mencukupi kebutuhan perekonomian keluarganya.
Mengadu nasib di jalan bukan pula tanpa risiko.
Saat berumur lima tahun, Noviana dan saudara-saudaranya berkeliling di jalanan untuk mencari nafkah melalui ngamen.
"Jalanan adalah tempat untuk belajar banyak hal," kata Noviana di Unair Kampus C, Selasa (10/9/2019).
Beberapa kali, Noviana dan saudara-saudarinya harus berhadapan dengan aparat keamananan.
Dia juga mengaku pernah ditahan di Lingkungan Pondok Sosial (Liponsos).
"Di sana (Liponsos) sangat tidak kami sukai," kata dia.
Namun, tekadnya membantu orang tua terus ia lakukan meski berkali-kali berurusan dengan aparat penertiban Kota Surabaya.
"Karena kami belum selesai membantu orang tua, perasaan kami masih ingin di sana. Saat itu. Saya SMP selesai, saya sadar ini yang terakhir," kata dia.
Hingga suatu ketika, Noviana diterima di Universitas Airlangga Surabaya melalui jalur undangan.
"Saya masuk Fakultas Hukum Unair jalur undangan, awalnya saya berfikir hukum dan politik itu kejam," kata gadis yang pernah berkeinginan menjadi guru matematika.
Baca: Mantan Ketua MK, Istri Panglima hingga Mantan Panglima Berdatangan Jenguk BJ Habibie
Selama empat tahun, Noviana mengenyam pendidikan strata satu hingga lulus dengan predikat wisudawan terbaik Unair.