Anak Penarik Becak Jadi Doktor
Sementara itu, Lailatul Qomariyah (27), utri dari penarik becak, warga Dusun Jinangka, Desa Teja Timur, Kecamatan Kota, Kabupaten Pamekasan terus berusaha menggapai cita-citanya.
Lailatul Qomariyah merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan suami istri Saningrat (43) dan Rusmiati (40).
Kini, ia meraih gelar doktor teknik kimia di Fakultas Tekhnologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Gelar doktor itu diraih lewat sidang terbuka dengan mengambil disertasi “Controllable Characteristic Silica Particle and ITS Composite Production Using Spray Process", Rabu (4/9/2019) lalu.
Lailatul Qomariyah mengatakan, dari 85 mahasiswa doktoral yang saat itu siap maju mengikuti sidang terbuka, hanya dia satu-satunya dan dinyatakan lulus memuaskan dengan nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4.0.
Dengan nilai 4.0 itu, Laila merasa bersukur kepada Tuhan dan ayahnya, yang menyaksikan sidangnya secara langsung.
Ia menuturkan, sejak duduk di bangku SD, SMP hingga SMA, dia selalu maraih rangking pertama.
Sebagai anak penarik becak, pulang pergi ke sekolah diantar sang ayah naik becak.
Namun, dua bulan setelah duduk di bangku SMAN 1 Pamekasan, ia naik sepeda angin sendiri menempuh perjalanan pulang pergi berjarak sekitar 10 km.
Sejak duduk di bangku SMA, untuk biaya sekolah hingga kuliah saat ini sudah tidak minta kepada orang tuanya, melainkan mencari sendiri.
Berkat kecerdasannya memberi les tambahan kepada siswa, waktu SMA ia mendapatkan beasiswa dari sekolahnya.
"Saya sadar, saya bukan anak orang mampu, sehingga tak mungkin mengandalkan orang tua," kata Lailatul Qomariyah saat dihubungi TribunMadura.com, Minggu (8/9/2019).
"Alhamdullillah, ternyata Allah member jalani bagi saya," sambung dia.