Lailatul Qomariyah mengaku, mendapat banyak cibiran saat pertama kali masuk kuliah.
Cibiran itu diberitakan lantaran dia lahir dari keluarga penarik becak.
Namun, ia mengaku, cibiran itu menjadi pelecut bagi dirinya untuk membuktikan bahwa dirinya bisa.
Baca: Elza Syarief Tak Terima Hotman Paris Mendapat Sebutan Gus: Sebutan Itu Jangan Dibuat Bercanda
Setelah lulus SMA pada 2011, ia meneruskan kuliahnya di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan mengambil Fakultas Teknologi Industri.
Lalu, ia melanjutkan ke jenjang berikutnya S2 di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya juga.
Tiga bulan setelahnya, ia langsung masuk ke program S3 dengan beasiswa lewat Program Magister Doktor Sarjana Unggul (PMDSU).
Perjalanan dari S2 yang hanya tiga bulan dan bisa langsung ke S3, bukan perkara mudah.
Melainkan harus melalui beberapa persyaratan khusus, termasuk nilai IPK minimal 3.5 dan seleksi panjang.
Tapi karena IPK nya melebihi nilai batas yang ditentukan, yakni 4.0 maka dirinya bisa lolos ke S3 melalui jalur fast track.
Gadis penyuka program debat di TV Jepang ini mengatakan, dalam kaitannya mata kuliah di S3, ia satu-satunya mahasiswa di program doktoral yang ditugas kampusnya atas biaya pemerintah.
Kata dia, pemerintah mengadakan penelitian di Jepang selama satu tahun, pada pertengahan 2017 hingga pertengahan 2018 lalu.
Laila bisa sukses dalam jenjang pendidikan seperti ini, sehari-harinya tidak selalu belajar terus-menerus tanpa mengenal waktu.
Baginya seimbang antara belajar dan hiburan, di amping berdoa dan jangan sampai lalai dalam menjalankan ibadah, serta dukungan orang tua, yang menjadi penyemangat.
Artikel ini telah tayang di Tribunjatim.com dengan judul Kisah Noviana, Pengamen Asal Surabaya yang Jadi Wisudawan Terbaik di Universitas Airlangga