Oleh karena itu, posisi Semboyan 10 G yang merupakan tanda berhenti lokomotif berada sejajar dengan perlintasan sebidang.
"Tidak benar bahwa penutupan tersebut dikarenakan menunggu masinis yang sedang membeli makanan," ujar VP Public Relations KAI, Edy Kuswoyo, melalui rilis yang disampaikan akun Facebook KAI.
Senada dengan ungkapan warganet yang menyebutkan kejadian tersebut adalah hal lumrah, Edy pun menegaskan kejadian penutupan perlintasan itu selalu terjadi setiap harinya.
Ia pun menyebutkan peristiwa tersebut merupakan hal yang normal terjadi di Stasiun Parungkuda.
(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)