TRIBUNNEWS.COM, TEGAL - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah menyelenggarakan pelatihan membuat kerajinan berbahan kulit ikan pari di Kota Tegal, Selasa (3/12/2019).
Melalui Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian (Disnakerin) Kota Tegal, terkumpul 25 peserta pelatihan.
Mereka dilatih mengolah limbah kulit ikan pari menjadi tali jam tangan.
Dimas mengatakan, ia senang bisa mengikuti pelatihan dan belajar membuat jam tangan.
Bahkan, ia berencana ke depannya ingin memproduksi sendiri tali jam tangan berbahan kulit ikan pari.
"Motivasi saya ikut karena ingin belajar. Setelah ikut pelatihan, saya ingin membuat jam tangan sendiri," kata Dimas.
Dimas mengatakan, proses pembuatannya tidak begitu sulit, namun dibutuhkan ketelatenan.
Menurutnya, tali jam tangan dibuat kombinasi antara kulit ikan pari dan kulit sapi.
Bagian atas tali jam menggunakan kulit ikan pari, bagian bawahnya mengenakan kulit sapi.
"Kulit ikan pari dipotong dan dibentuk persegi panjang seperti tali jam. Terus dilubangi. Tapi karena kulit ikan pari kasar, jadi harus diamplas terlebih dahulu," kata Dimas, mengingat tahapan mengolah limbah kulit ikan pari.
Peserta lain, Iwan (20), mengatakan, dirinya mengikuti pelatihan karena tertarik pada bahan baku kerajinannya.
"Dari awal memang sudah tahu bahan yang digunakan dari kulit ikan pari. Saya ingin, setelah pelatihan bisa memproduksi sendiri," katanya.
Kasi Pengembangan SDM Kreatifitas dan Inovasi Industri Non Agro Disperindag Jateng, Sri Purwanti, mengatakan, pelatihan yang berlangsung selama tiga hari, Senin sampai Rabu (2-4/12/2019), difokuskan pada pembuatan tali jam tangan.
Sri mengatakan, pelatihan ini bertujuan untuk menumbuhkan wirausaha baru, terutama di wilayah pesisir Jawa Tengah, dengan memanfaatkan limbah kulit ikan pari.
"Kami harap mereka akan menjadi wirausaha baru hingga menciptakan lapangan pekerjaan. Kemudian untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran," katanya.
Sri mengatakan, kegiatan ini atas dasaran Disnakerin Kota Tegal yang telah mengajukan palatihan ke Disperindag Jateng, diusulkan dan terealisasi pada 2019.
Ia menilai, tiap daerah tentu lebih mengetahui potensi lokal yang dimiliki.
"Karena ini di daerah Pantura, jadi banyak sekali bahan dari kulit ikan pari. Nilai harga kerajinan, tali jam tangan Rp 250 ribu, tas Rp 1 juta, sepatu Rp 1 juta, dan dompet Rp 250 ribu," ungkapnya.
Sementara Kepala Disnakerin Kota Tegal, Heru Setyawan, menyatakan siap membina peserta yang telah mengikuti pelatihan dari Disperindag Jateng.
Setelah pelatihan, menurut Heru, peserta akan diarahkan untuk tetap berkelompok.
Satu dari mereka ditunjuk sebagai koordinator, kemudian akan didampingi hingga membuat rencana aktivitas bisnis ke depan.
Sebab, Heru tidak yakin, jika dibiarkan memproduksi sendiri, peserta tetap akan melanjutkan ilmu yang didapatnya.
"Pembinaan seperti itu idealnya dua tahun. Kalau tidak, mereka akan lepas dan tidak ada aksinya. Mengenai alat, sesegera mungkin akan kami ajukan supaya mendapat bantuan dari provinsi," ungkapnya. (fba)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Ikut Pelatihan Membuat Tali Jam Tangan Berbahan Limbah Kulit Ikan Pari, Dimas Ingin Berwirausaha, https://jateng.tribunnews.com/2019/12/04/ikut-pelatihan-membuat-tali-jam-tangan-berbahan-limbah-kulit-ikan-pari-dimas-ingin-berwirausaha?page=all.