Limbah itu disinyalir dari pewarna perusahaan batik dari Jawa Tengah.
Pencemaran dari pewarna batik diduga sudah berlangsung lama sejak kondisi air Bengawan Solo penuh air.
Perubahan warna air sangat mencolok terlihat setelah air Bengawan Solo surut seiring musim kemarau panjang ini.
Dampaknya, air Bengawan Solo yang menjadi sumber utama pasokan PDAM Lamongan juga terpengaruh.
Baca: Sedang Gali Sumur Cari Air, Pemilik Rumah di Lamongan Ini Malah Dapatkan Semburan Lumpur dan Gas
Baca: Limbah Ciu Hingga Ternak Babi Cemari Sungai Bengawan Solo, Ganjar: Sudah Kami Temukan Pipa-pipanya
Ribuan pelanggan PDAM hanya bisa menerima kenyataan suplai air PDAM yang terjadi sejak 3 hari ini.
Salah satu warga yang tinggal di sekitar Bengawan Solo tanggul Babat, Yumi (40) mengaku kondisi air Bengawan Solo yang berwarna hitam ini sudah berlangsung 3 hari terakhir ini.
Perubahan warna air itu membuat banyak warga penasaran dan dalam 3 hari ini mereka sudah berkali-kali menengok kondisi air bengawan.
"Ternyata masih saja terlihat berwarna keruh kehitaman," kata Yumi kepada Surya.co.id, Selasa (10/12/2019).
Perubahan warna air Bengawan Solo menjadi kehitaman ini baru kali ini terjadi.
Biasanya, air akan berwarna keruh jika air baru pertama kali datang atau masuk musim penghujan.
"Biasanya hanya keruh kalau air datang karena pengaruh curah hujan yang tertampung di bengawan," ungkapnya.
Kondisi air bengawan yang kehitaman ini juga diakui Trisno warga Lengkong, Kelurahan/Kecamatan Babat.
Trisno menyebut, kondisi ini air berwarna kehitaman ini sudah terjadi sejak 3 hari ini.
"Aneh saja kok jadi hitam, yang biasanya musim kemarau air Bengawan Solo jernih," katanya.