Pasalnya, Adib menuturkan, banyak masyarakat yang mulai menganggap hidupnya sebagai beban.
Terlebih beberapa orangtua belum mengerti cara memahami anak, sehingga muncul pikiran-pikiran negatif yang membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Pada kasus ini, menurut Adib, pelaku memiliki tekanan hidup yang sangat berat.
"Kondisinya dengan istri kan mau cerai, jadi kayaknya ini tekanan konflik antara dia dan pasangan itu sangat-sangat besar," ujar Adib.
Selain itu, Adib menyebut pelaku memiliki trauma masa lalu yang sangat besar.
"Dia punya trauma masa lalu yang sangat besar, sehingga dia nekat mengakhiri hidup," kata Adib.
Lebih lanjut, Adib menjelaskan hal itu dilihatnya sebagaimana kondisi pada umumnya.
"Secara umum, orang-orang yang melakukan aksi bunuh diri itu biasanya memang mengalami depresi berat atau ekstrem," jelasnya.
"Dia ingin membunuh anaknya kemudian dia bunuh diri, lalu sebelum bunuh diri dia menelepon mertuanya biar segera ada yang tau, jadi mungkin sudah ada niat membunuh anaknya terus dia mengakhiri hidupnya," sambung Adib.
Peran Keluarga Sangat Penting
Psikolog dari Bintaro, Jakarta Selatan, itu menyampaikan, tolong-menolong dalam keluarga sangat diperlukan.
"Kedekatan antar keluarga itu sangat penting, bagaimana orang bekerjasama, bagamana orang saling mendukung," tutur Adib.
Adib menambahkan, sejak kecil, anak perlu dilatih untuk dapat berempati dan peka.
"Jangan sampai anak sejak dini sama keluarga berantem dibiarin," kata Adib.