Selain itu, mereka juga memanggil dua kakak kelas tersebut untuk dimintai keterangan.
Kemudian, pada Selasa (25/2/2020), para pembina dan orangtua siswa mengadakan pertemuan.
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh seluruh siswa kelas VII dan dua kakak kelas.
Pembahasan mengenai permasalahan tersebut dilakukan secara terbuka dan jujur dalam pertemuan itu.
Deodatus mangatakan, pihak Seminari telah meminta maaf di hadapan orangtua terkait dengan insiden tersebut.
Tindak lanjut dari indisen tersebut adalah, dua kakak kelas itu dikeluarkan dari BSB.
Tak hanya itu, pihak Seminari juga mendampingi para siswa kelas VII untuk pemulihan mental dan menghindari trauma.
Deodatus menegaskan, pihak Seminari tidak pernah membiarkan segala bentuk kekerasan atau bully di lingkungan sekolah mereka.
Menurutnya, peristiwa tersebut menjadi pembelajaran untuk melakukan pembinaan secara lebih baik pada untuk waktu yang akan datang.
"Kami berterima kasih atas segala kritik, saran, nasihat dan teguran yang bagi kami menjadi sesuatu yang sangat berarti dengan harapan agar lembaga ini terus didoakan dan didukung supaya menjadi lebih baik," terangnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri) (Kompas.com/Nansianus Taris)