Padahal, pada 4 April lalu, yang bersangkutan sudah diperbolehkan pulang karena kondisinya membaik setelah sempat ditempatkan di ruang isolasi.
Karena itu, setelah hasil swab keluar, tim Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Jepara langsung melakukan pelacakan untuk menginventarisasi warga yang pernah kontak dengan ibu dan bayi tersebut.
"Sebenarnya, sebelum surat hasil pemeriksaan ini keluar, sudah dilakukan tracing tapi informal. Hari ini, tracing dilanjutkan. Akan kami lakukan rapid test kepada warga yang terlacak pernah kontak," tambah Fakhrudin.
Pihaknya juga melakukan penyemprotan disinfektan ke rumah pasien serta tetangga. Hingga Senin, tercatat, pasien positif Covid-19 di Jepara berjumlah tiga kasus.
Waspadai Carrier
Di Kabupaten Tegal, ada lima pasien positif Covid-19 dimana satu di antaranya meninggal dunia belum lama ini. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tegal Hendadi Setiaji mengatakan, lima kasus tersebut terjadi lantaran warga terpapar saat berkunjung ke zona merah wabah corona.
Hendadi mengungkapkan, dua pasien positif Covid-19 asal Dukuhturi, masing-masing memiliki riwayat perjalanan dari Bali dan Jakarta. Begitu pula dua pasien lain mengaku pulang dari Jakarta.
Sementara, satu pasien lagi, sering melakukan perjalanan bisnis sehingga diduga ada rekan bisnis dari Jakarta yang mungkin menularkan virus corona ini.
"Bisa jadi, rekan bisnis yang dari Jakarta ini adalah carrier (pembawa) corona, yaitu orang yang memiliki atau terinfeksi virus corona tapi tidak bergejala alias asimtompatis, terlihat seperti orang sehat dan baik-baik saja.
Begitu terkontak dengan orang yang berusia 60 tahun dan ada penyakit bawaan lain, peluang menjadi positif corona sangat besar," terang Hendadi di Slawi, Selasa.
Hendadi menegaskan, carrier ini sangat berbahaya dan kebanyakan berasal dari usia muda. Maka, untuk menghindari pembawa corona ini, warga harus menjaga jarak minimal satu meter.
"Selalu pakai masker untuk melindungi semuanya. Katakan, orang itu carrier yang membawa virus, kalau yang bersangkutan memakai masker, entah dia batuk atau bersin, mengumpul semua di masker," ujarnya.
Hendadi juga mengingatkan pentingnya cuci tangan pakai sabun sesering mungkin. Atau membersihkan tangan menggunakan cairan pembersih yang mengandung alkohol minimal tujuh persen.
"Carrier ini paling berbahaya karena dari data statistik, penularan melalui carrier mencapai 80 persen.