Yusron mengaku mengenal korban melalui media sosial Twitter yang menawarkan layanan pijat.
Setelah mendapat kontak, terjadilah kesepatan pelayanan pijat dilakukan di rumah kontrakan yang ditinggali oleh Yusron.
Ia mengaku sudah sekitar lima kali menyewa terapis pijat plus-plus panggilan.
"Jarang, 4 sampai 5 kali, Pak," kata Yusron, dikutip dari Surya.co.id.
Uang yang digunakan Yusron untuk membayar layanan pijat tersebut berasal adalah uang SPP yang diberi orang tuanya.
Sosok Yusron dikenal sebagai pemuda yang gampang emosi dan sering melawan orang tua.
Baca: Mahasiswa Surabaya Bunuh Terapis Pijat, Kaget Layanan Plus-plus Tanpa Hubungan Badan Harganya Mahal
Baca: Sosok Terapis Pijat yang Ditemukan Tewas Bersimbah Darah di Kardus, Dikenal Pendiam dan Mandiri
Penemuan Korban
Korban dihabisi sekitar pukul 23.00 WIB setelah sempat adu mulut.
Dilaporkan Tribun Jatim, polisi menemukan sejumlah luka di sekujur tubuh korban.
Terdapat empat luka sayatan di leher di bagian bawah telinga, selain itu, ditemukan pula luka sayatan di bagian jari tangan kiri.
Tak hanya itu, Ditemukan pula luka bakar di bagian telapak hingga pergelangan kaki kanan.
Pelaku sempat berencana untuk membakar jasad korban menggunakan kompor, namun hal itu urung dilakukan karena tersangka takut apinya membakar rumah.
Sementara itu, Reni Agustiawan, selaku saksi mata mengatakan mayat Monik ditemukan dalam kondisi bersimbah darah.
Jasad Monik ditemukan dalam sebuah kardus tempat wadah kulkas yang terletak di sebuah kamar.