"Anak kan tinggal sama ibunya. Minggu pagi saya tahunya dari mantan istri menghubungi keluarga. Dikabari, saya langsung datang ke sini. Kok bisa kejadian seperti ini," ungkapnya.
Lebih lanjut kata Arif, selain mendatangi tempat kejadian perkara di sekolah Global Prima Medan, dia juga sudah mendatang Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Namun saat datang Minggu siang, jenazah korban masih belum bisa dibawa.
Dia pun berharap jenazah korban bisa segera diserahkan pada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Selain itu sebagai ayah kandung, arif juga berharap pelaku dihukum seberat-beratnya karena telah membunuh anaknya.
"Saya melihat anak saya ke RS Bhayangkara, menunggu hasilnya gimana, namun belum ada bisa dibawa pulang jenazahnya. Harapannya bisa segera diserahkan sama keluarga biar bisa dikuburkan. Pelaku dihukum seberat-beratnya kalau bisa dihukum mati," katanya.
Kronologis
Sejumlah luka ditemukan pada tubuh dua bocah yang tewas dalam parit di sudut bangunan gedung sekolah Global Prima, Jalan Brigjen Katamso, Medan, Sumatera Utara.
Diketahui korban masing-masing bernama IF (10) dan RA (5).
Kedudanya merupakan warga Jalan Brigjen Katamso, Kecamatan Medan Kota.
Dari informasi yang dihimpun Tribun Medan, IF ditemukan dalam posisi terlentang dan bagian wajahnya terdapat memar yang diduga akibat benturan benda keras.
IF sendiri ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB.
Sedangkan adiknya RA ditemukan pada pukul 10.00 WIB.
RA ditemukan di dalam parit samping gedung sekolah Global Prima.
Ia ditemukan dengan posisi telentang dan ditutup dengan triplek serta karton.
Penemuan kedua jasad korban membuat warga yang bermukim di kawasan sekolah Global Prima, Jalan Brigjen Katamso mendadak geger pada Minggu (21/6/2020).
Usai penemuan jasad tersebut, petugas kepolisian Polsek Medan Kota dan Polrestabes Medan melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kematian keduanya.
Adapun kronologis kejadian yang berhasil dihimpun, saat itu kedua korban yang merupakan anak tiri Ra, pada Sabtu (20/6/2020) sekitar pukul 14.00 WIB mendatanginya ke tempat kerja.
Di mana Ra sedang bekerja sebagai kuli bangunan di lokasi kejadian.
Kedua korban mendatangi ayah tirinya meminta uang jajan untuk membeli es krim.
Diduga, karena tidak diindahkan permintaannya, keduanya terus menerus meminta uang kepada Ra.
Lantaran kedua korban terus menagih, Ra diduga membawa keduanya ke arah samping gedung bangunan Global Prima.
Baca: Ayah Tiri Pembunuh 2 Bocah dalam Parit di Medan Sakit Hati Dibilang Pelit hingga Ngaku di Facebook
Pada Minggu (21/6/2020) sekitar pukul 07.00 WIB, istri pelaku menanyakan melalui HP tentang keberadaan anaknya.
Diduga Ra menjawab pertanyaan istrinya dengan mengatakan 'cari di Global Prima'.
Fahtulazanah (30) bersama ibunya dan beberapa pihak keluarga lainnya mencari kedua korban di kawasan Global Prima dan menemukannya dalam keadaan tidak bernyawa.
Pasca ditemukannya kedua korban, informasi tersebut diteruskan kepada pihak kepolisian.
Petugas yang mendapat kabar tersebut langsung menuju ke lokasi dan melakukan olah TKP dan evakuasi korban.
Terpisah, Kapolsek Medan Kota Kompol Rikki Ramadhan yang dikonfirmasi Tribun Medan mengatakan, saat ini sedang dilakukan pendalaman atas kasus tersebut.
"Kami masih kerja di lapangan. Belum tahu. Nanti kalau sudah ada perkembangan kita sampaikan," ujarnya saat dikonfirmasi melalui WhatsApp. (cr3/tri bun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Zainal Abidin Sebut Pembunuh 2 Cucunya sedang Mendalami Ilmu Hitam