Sebab, kerusakan akibat abrasi dari gelombang pasang merupakan tradisi yang sudah hampir terjadi berulang setiap tahun.
Tahun ini, kebetulan memang yang cukup parah dibanding tahun sebelumnya.
Sebab, posisi warung, kata dia, berada didekat area Palung yang setiap musim Palung itu berubah-ubah.
"Tepat didepan warung saya ini Palung. Jadi memang ini yang paling parah," ungkapnya.
Bukan tanpa usaha, Dardi bersama warga lain yang terdampak gelombang besar sudah berusaha maksimal dengan membuat tanggul sementara.
Namun apa daya. Tanggul yang dibuat dari karung pasir dan bambu, tidak cukup mampu untuk menahan.
Akhirnya, pondasi warung jebol juga diterjang kuatnya gelombang.
Dardi mengatakan, abrasi pantai selatan merupakan tradisi tahunan.
Meski sebagian bangunan rusak. Warung makan seafood pantai Depok tetap buka seperti biasanya.
"Warung makan tetap buka. Kami masih menerima kunjungan. Wisatawan silakan datang. Tapi yang penting harus berhati-hati, dan jangan mandi di laut," tuturnya. (Rif)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Terkikis Gelombang Laut Selatan, 10 Warung Makan di Pantai Depok Rusak