Laporan Wartawan TribunJatim.com, Christine Ayu
TRIBUNNEWS.COM - Kisah pasangan suami istri yang harus menunggu selama 21 tahun untuk mendapatkan buah hati menjadi viral di media sosial.
Pasangan bernama Somidi (51) dan Su'udiyah (44) dikaruniai anak melalui program bayi tabung.
Air mata mengalir di pipi Su'udiyah, perempuan asal Madura.
Perempuan 44 tahun ini tidak bisa membendung rasa haru seusai melahirkan anak pertamanya pada Selasa (1/12/2020) lalu.
Ia dan sang suami, Somidi (51) menantikan hadirnya buah hati selama 21 tahun. Mereka dikaruniai anak melalui program bayi tabung di Klinik Morula IVF Surabaya.
"Setelah 21 tahun lamanya, baru sekarang kami diberi keturunan. Alhamdulillah, saya sangat bahagia. Selama 21 tahun ini kami terus menanti dan berusaha," katanya saat berada di Total Life Clinic Surabaya, Jumat (11/12/2020).
Anaknya lahir selamat melalui proses sesar (caesar) dengan berat 3,2 kg dan panjang 48 cm, bernama Aisyah Nazyah Almahiro.
"Selama ini kami telah melakukan berbagai pengobatan. Tapi belum juga dikasih kepercayaan. Sampai akhirnya saya ke Surabaya dan bertemu dengan dr Benni," ungkap Somidi.
Proses bayi tabung yang dilakukan mirip dengan pasien yang lain. Bahkan setelah mendapat embrio, Somidi dan Su'udiyah menunggu hampir setahun sebelum berhasil ditransfer ke rahim.
"Pertama kali saya ke klinik pada 16 Februari 2019. Saya ikuti tahapan demi tahapan. Apapun yang dikatakan dokter saya lakukan. Semua yang terbaik untuk istri dan mendapatkan keturunan," terang Somidi.
Baca juga: Seorang Wanita Hamil Melahirkan Bayinya di TPS, Perut Terasa Sakit saat Antre Mencoblos
Baca juga: Viral di Medsos, Kelakuan Lucu Bayi Panda yang Kaget dengan Suara Bersinnya
Baca juga: Kronologi Truk Tabrak Angkot Versi Saksi Mata, Seorang Ibu dan Bayinya Terlempar, si Anak Tewas
Tim dokter yang menangani, salah satunya dr Benediktus Arifin turut menjadi saksi perjuangan Somidi dan Su'udiyah.
"Secara pribadi, saya terharu dengan pengalaman ini. Berita baik ini harus dibagikan kepada semua orang agar tidak putus harapan. Kami, para dokter, mengambil sedikit peran jika dibandingkan dengan kuasa Tuhan," ungkap dr Benny, sapaan akrabnya.
Selain dr Benny, ada juga dr Amang Surya dan dr Ali Mahmud yang turut menangani.