"Kecuali ada penebalan pasukan untuk kuasai sebelah (ujung bandara) baru kita bisa nyatakan aman dan pesawat bisa masuk," kata dia.
Sebeumnya, situasi keamanan di Beoga mendadak tidak kondusif setelah KKB pimpinan Sabinus Waker berulah di lokasi tersebut.
Baca juga: KKB Bakar Helikopter yang Sedang Dalam Perbaikan di Papua, Pelakunya Teridentifikasi 4 Orang
Mereka menembak seorang guru yang sedang menjaga kios di rumahnya di Kampung Julugoma pada Kamis (8/4/2021) sekitar pukul 09.30 WIT.
Guru bernama Oktovianus Rayo itu tewas setelah menderita dua luka tembak di rusuk kanan. Pada sore harinya, KKB juga membakar tiga ruang SMAN 1 Beoga.
Aksi mereka tak berhenti sampai di situ. Mereka juga menembak seorang guru matematika SMPN 1 Beoga, Yonatan Randen pada Jumat (9/4/2021).
Yonatan menderita luka di bagian dada. Masyarakat sempat melarikan Yonatan ke Puskesmas Beoga, tetapi nyawanya tak tertolong.
Kedua jenazah itu diizinkan dievakuasi setelah Pemkab Puncak membayar uang tebusan kepada KKB agar pesawat dibiarkan masuk ke Bandara Beoga.
KKB kembali membakar sembilan ruangan di SMPN 1 Beoga pada Minggu (11/4/2021).
Artikel ini telah tayang di Tribunpapua.com dengan judul Pengakuan Warga setelah KKB Papua Berulah di Beoga: Kita Tinggal Makan Mi Instan Saja