Sebelum tiba Camba atau lokasi rencana pembuangan mayat, MA Cs singgah membeli dua botol air minum di Minimarket Moncongloe.
Air didalam botol itu dibuang untuk mengisinya dengan bahan bakar bensin.
"Tidak jauh dari minimarket mereka berhenti di pom bensin mini untuk membeli bensin lalu diisi ke dalam botol yang sudah dibeli tadi," bebernya.
Setiba di Kampung Tompo Ladang Mallawa, Kabupaten Maros, para pelaku pun menurunkan jasad Rian di pinggir jalan.
Dan aksi keji pembakaran jasad manusia itu pun dilakukan.
Jasad Rian disirami bensin lalu dibakar.
Usai melancarkan aksi yang tergolong tidak berprikemanusiaan itu, para pelaku MA Cs, kemudian kembali ke rumah H alias Lala.
Mayat Rian yang dibakar para pelaku sekitar antara pukul 02.00-03.00 dini hari, diketahui, beberapa jam kemudian oleh pengendara yang melintas.
Mayat yang saat itu tanpa identitas ditemukan pertama kali oleh seorang tukang kawal truk, Dudi (23) yang juga warga sekitar.
Penemuan mayat tersebut bermula saat Dudi melintas di lokasi kejadian pada pukul 04.30 Wita.
Dudi mengatakan saat melintas, ia melihat ada asap di pinggir jalan.
Namun, ia mengira asap tersebut berasal dari pembakaran sampah.
"Saya pertama kali lewat pukul 04.30. saya melihat asap, saya kira ada orang yang membakar sampah," katanya.
Ia tidak sedikit pun menaruh curiga dan kembali melanjutkan perjalanannya.
Pada pukul 05.20, Dudi kembali melintas di lokasi kejadian.
Ia ingin memastikan bahwa asap tersebut benar berasal dari pembakaran sampah.
"Saya kembali lewat disini pukul 05.20, saya mau pastikan asap itu dari pembakaran sampah," lanjutnya.
Ia mengaku sangat kaget saat yang dilihatnya bukan sampah melainkan tubuh manusia.
"Pas saya lihat ternyata bukan sampah tapi orang yang sudah hangus terbakar," terangnya.
Ia pun segera melaporkan kejadian penemuan tersebut ke Polsek terdekat.
Pasangan Sesama Jenis Sangat Posesif
Motif pembunuhan dan pembakaran jasad Rian (21) di Kecamatan Mallawa, Kabupaten Maros, dilatarbelakangi persoalan asmara.
Hal tersebut disampaikan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Merdisyam saat merilis pengungkapan motif pembunuhan di Mapolda Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan, Makassar, Kamis (17/6/2021) siang.
Irjen Pol Merdisyam menjelaskan, satu dari delapan pelaku yang ditangkap berinsial MA (19).
Ia merupakan pelaku utama dan diketahui menjalin hubungan sesama jenis dengan korban Rian.
Penyebab pembunuhan karena MA mendapati percakapan WhatsApp Rian dengan pria lain.
MA pun terbakar cemburu dan melakukan aksi penganiayaan terhadap Rian di salah satu hotel Jl Haji Bau, Makassar.
Akibat disiksa MA dan rekan-rekannya, Rian meninggal lalu mayatnya dibawa ke Maros untu dibakar demi menghilangkan jejak.
Menanggapi kasus tersebut, Psikolog dari Universitas Negeri Makassar (UNM), Basti Tetteng, menyebut bahwa salah satu ciri cinta sesama jenis yakni posesif yang tinggi.
“Kecemburuannya sangat berlebihan, jadi kalau pasangannya dianggap tidak setia, tidak segan melakukan tindakan yang menganiaya,” sebut Basti saat dihubungi tribun-timur.com, via telepon, Kamis (17/6/2021) malam.
Dikatakan Basri, bahwa hampir semua penelitian mengatakan hubungan sesama jenis memiliki sifat posesif yang tinggi.
“Sedikit saja pasangannya itu disapa pasangan lain, itu akan cemburu yang sangat tinggi,” katanya.
Sehingga menurutnya pasangan sejenis yang mengalami cemburu buta terkadang berakhir dengan penganiayaan hingga pembunuhan.
“Bisa jadi itu yang terjadi dengan pasangan yang berakhir tragis di Maros itu,” ujarnya.
Lebih lanjut, dijelaskan bahwa tidak sama rasa cemburu yang dialami pasangan perempuan dan laki-laki dengan pasangan sesama jenis.
“Sangat posesif, seolah-olah tidak boleh pasangannya disapa dengan orang lain, lalu kemudin kalau dia tidak bisa kontrol dengan baik dia akan menganiaya,” jelasnya.
(Muslimin Emba/Rudi Salam)
Sebagin artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Sembilan Pelaku Pembunuhan dan Pembakaran Mayat Rian di Maros Anggota Geng Mucikari