Kemudian hari Sabtu (28/8/2021) ketika ia hendak ke sekolah untuk melanjutkan pemenuhan dokumen akreditasi sekolah, Sardi terkejut karena sudah banyak sekali tulisan yang menghiasi dinding pembatas sekolah itu.
"Saya berhenti di perempatan dekat sekolah, melihat ada tulisan banyak kan kaget. Ya ampun kok sudah ada tulisan lagi yang lebih banyak. Padahal tanggal 2 nanti ada penilaian akreditasi," terang dia.
Dia menduga onkum yang membuat mural tersebut mengerjakan tulisan di dinding pembatas sekolah itu pada Sabtu dini hari.
"Kemungkinan ya Sabtu dini hari mereka mulai mengerjakan tulisan itu. Saya Sabtu siang lapor ke Polsek dan Dinas Pendidikan Kota," jelas pria berusia 56 tahun itu.
Baca juga: Pakai Sabu, Oknum Polisi Langsung Dijebloskan ke Tahanan Polres Empat Lawang
Dia memastikan pihak sekolah tidak ada keterlibatan dalam aksi kritik pemerintah lewat tulisan di tembok itu.
"Sekolah tidak ada. Siswa kami juga masih belajar jarak jauh. Jangan sampai tahu kalau dinding dekat sekolahnya dicoret-coret seperti itu," tegas dia.
Diakui Sardi dinding pembatas antara SD Tukangan dengan trotoar Jalan Raya Suryopranoto itu memang dijadikan sebagai ruang publik.
Kendati demikian dia menyayangkan lantaran apa yang dituliskan oleh pra kreator tersebut lebih kepada seruan provokatif kepada masyarakat.
"Ya saya sayangkan ini kan di lingkungan pendidikan kok berbau provokatif. Kalau dulu kan mural batik, dan mereka selalu izin setiap akan membuat. Ini enggak ada izin atau pemberitahuan ke kami," jelasnya.
Dikatakan Sardi dengan adanya mural yang memuat seruan provokatif itu, pihak sekolah merasa dirugikan lantaran letak dinding itu tepat berada di sekitar SD Tukangan dan dapat disaksikan jelas oleh pengendara.
Kendati demikian, dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta dan aparat penegak hukum terkait penindakan terhadap kreator tulisan di dinding SD Tukangan itu.
"Untuk sikap yang akan diambil saya serahkan ke Dinas saja, yang penting saya sudah melapor. Kalau merugikan ya itu jelas merugikan di kami," ujar Kepala Sekolah yang sebelumnya memimpin di SD Bhayangkara ini.
Baca juga: 5 Fakta Begal Sadis di Kolong Flyover Kampung Baru Cikarang, Korban Dibacok, Jari Manisnya Putus
Terpisah, Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta Budi Santosa Asrori menanggapi, tembok yang dijadikan tempat corat-coret para kreator tulisan itu sebetulnya fasilitas kota.
Sehingga, meskipun terdapat institusi pendidikan yang ikut dirugikan, dirinya belum menentukan langkah tegas terhadap para kreator yang telah menuliskan kalimat bernada sinis tersebut.