Pada 10 Agustus 2021, Arianto mendatangi rumah Muzakir di daerah Arcamanik.
Tujuannya adalah untuk menanyakan kebenaran informasi yang menyebut bahwa Fitri akan dilaporkan ke polisi.
Arianto saat itu datang seorang diri, sedangkan Muzakir tengah ditemani beberapa karyawannya yakni Ade, Jajang, dan Marzuki.
"Pertemuan itu awalnya biasa saja, tapi di tengah obrolan, Arianto ketahuan merekam segala pembicaraan tersebut," ungkapnya.
Ketiga rekan Muzakir pun tak terima dengan aksi Arianto yang merekam pembicaraan diam-diam.
Mereka pun meminta agar Arianto untuk berhenti dan menghapus rekamannya.
"Arianto tidak mau dan menghindar. Sempat diadang, sehingga si Arianto ini dipegang oleh jajang, kemudian Ade turun ke bawah karena mendengar ada ucapan kasar kepada suami saya, dan di situ Ade dan Jajang memukul Arianto," bebernya.
Dikatakan Ema, keributan itu hanya terjadi sebentar dan akhirnya mereka sepakat meneruskan obrolan.
Arianto kemudian pergi meninggalkan tempat Muzakir lalu melaporkan mertuanya ke Polsek Arcamanik atas tuduhan pengeroyokan.
Luka tak parah
Diberitakan Tribun Jabar, Kapolsek Arcamanik, Kompol Deny Rahmanto mengatakan, luka yang diderita oleh Arianto tak parah.
"Lebam-lebam, tapi tidak parah," kata Deny saat dihubungi, Jumat.
Menurutnya, luka lebam yang diderita Arianto berada di sekiyat wajah dan tidak membuatnya harus dirawat di rumah sakit.
"Lebam di muka. Enggak (dirawat)," sambungnya.
Baca juga: Gara-gara Saling Tatap di Jalan, Kakak Beradik di Medan Keroyok Polisi, Ini Kronologinya