Ia pun mengakui ucapannya yang menyebut menteri bodoh terjadi spontan karena merasa kecewa.
"Jadi itu sangat spontan. Karena itu kejadian kedua. Satu hari sebelum Ramadhan, rakyat saya menangis di rumah saya."
"Mereka butuh beras untuk makan malam itu sahur, ketika saya tanya ke aparat desa kenapa mereka tidak dapat? Itu yang udah dapat BLT enggak boleh dapat. Waduh," terangnya kepada Karni Ilyas saat acara Indonesia Lawyers Club, Rabu (13/5/2020).
"Nah yang kejadian hari kedua Ramadhan, itu ada anggota DPR yang mengawasi, saya tanya 'kenapa itu enggak bisa dapat (bantuan)?'. (Jawabannya) Memang aturannya."
"Di situlah, saking semangat, saya akhirnya bilang 'ini aturan bodoh, yang bikinnya'. Karena yang tahu itu saya," urainya.
Sebelumnya, ia juga viral karena mengampanyekan Covid-19 menggunakan alat peraga peti mati pada April 2020.
Baca juga: Video Perseteruan Bupati Lumajang dengan Bupati Boltim Viral di Media Sosial, Ini Penyebabnya
Baca juga: Emosi karena Bansos, Bupati Boltim di ILC: Jangankan Dihukum di Dunia, Allah yang akan Hukum Saya
Dikutip dari Kompas.com, alasan Sehan menggunakan peti mati agar warga lebih paham bahwa Covid-19 tak bisa dianggap sembarangan.
"Sengaja saya bawa peti mati, sebagai isyarat bahwa Covid-19 jenis virus lemah tapi kejam."
"Karena waktunya hanya 14 hari dia lemah, tapi cukup agresif," ujarnya kala itu.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunManado/Indri Panigoro/Nielton Durado/Rustaman Paputungan, Kompas.com/Skivo Marcelino Mandey)