TRIBUNNEWS.COM – Benda peninggalan Kerajaan Bone di Museum Lapawawoi, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan hilang dibobol maling.
Hampir seluruh benda bersejarah di museum tersebut hilang, termasuk duplikat rambut Raja Bone Arung Palakka, Stempel Kerajaan, dan Bosara.
Kemudian, koin-koin kuno jaman kerajaan, keramik, peralatan penyambutan tamu, peralatan makan para bangsawan, pusaka benda tajam, peralatan pesta dan nikah.
Saat ini, Museum Lapawawoi ditutup dan pihak kepolisian tengah melakukan penyelidikan kasus tersebut.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Kerajaan Tonga yang Diterjang Gelombang Tsunami Pasca Erupsi Gunung Hunga Tonga
Kepala Dinas Kebudayaan Pemkab Bone, Andi Ansar Amal mengatakan, polisi sudah mengantongi identitas pelaku pencurian.
Pelaku diduga orang pernah tinggal dalam museum.
“Memang nama itu diduga pelaku. Kebetulan nama itu adalah orang yang berpuluh-puluh tahun tinggal di sana.”
“Selama ini selalu membuat pernyataan bahwa 91 persen koleksi Museum Lapawawoi adalah milik pribadinya,” katanya, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Selasa (18/1/2022).
Lebih lanjut, Andi mengatakan, karena ada penertiban aset oleh pemerintah daerah sehingga orang tersebut harus meninggalkan Museum Lapawawoi.
“Setelah mereka tinggalkan Museum Lapawawoi, kejadianlah kecurian koleksi benda bersejarah. Koleksi Museum Lapawawoi sudah ada, sebelum orangtua mereka tinggal di situ.”
“Jadi tidak boleh dia mengklaim bahwa 91 persen benda-benda di Museum Lapawawoi miliknya,” jelasnya.
Kronologi Kejadian
Kadisbud menduga pencurian terjadi pada Sabtu (15/1/2022) ketika pegawai Museum Lapawawoi sudah pulang.
Diketahui, 95 persen benda bersejarah hilang.
“Kita tidak bisa tafsir nilainya, karena ini benda bersejarah. Karena benda-benda bersejarah tidak ternilai harganya. Jadi banyak sekali yang hilang,” kata Andi Ansar dikonfirmasi, Selasa (18/1/2022).
Adanya pencurian di Musem Lapawawoi diketahui saat salah satu pegawai datang pada Minggu (16/1/2022).
Baca juga: Mau Berangkat Sekolah, Bocah Perempuan Usia 9 Tahun Hilang Diterkam Buaya Pulang Mandi di Sungai
Pada waktu itu, pintu masuk di depan dan belakang museum sudah rusak.
“Setelah kejadian itu, Dinas Kebudayaan langsung melapor ke Polres Bone. Polisi pun datang untuk melakukan identifikasi. Kita sisa menunggu hasil penyelidikan polisi,” ungkap Andi.
Andi menambahkan, tidak ada kamera pemantau (closed circuit television/CCTV) dan petugas keamanan di Museum Lapawawoi.
“Menang selama ini tidak ada penjaganya dan CCTV di situ. Selama ini aman-aman saja,” tandasnya.
Penjaga museum, Normi mengaku kaget saat berkunjung ke ke museum Lapawawoi.
Pasalnya, ruangan museum tersebut kosong.
"Saya lihat pintu terbuka tadi pagi, saat saya masuk hilang semua barang-barang," kata Normi kepada Tribun Timur, Senin (17/1/2022).
Sementara kunci museum masih ada di tangannya.
Tentang Museum Lapawawoi
Dikutip dari situs Kemenparekraf, Museum Lapawawoi dulunya merupakan Istana Raja Bone Andi Mappanyukki yang merupakan Raja Bone ke-31.
Pemberian nama La Pawawoi karena La Pawawoi yang mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.
Museum ini didirikan pada 5 Januari 1971 oleh pemerintah Bone.
Berdiri di atas areal seluas 600 meter persegi dengan luas bangunan sebesar 150 meter persegi, museum ini memiliki kurang lebih 331 koleksi.
Beberapa koleksi itu, di antaranya Bessi Sikkoi atau besi berupa cincin yang saling mengait, Lansereng atau landasan untuk menempa besi milik Raja Bone kedua, koleksi peralatan milik Raja dan istana, duplikat rambut Arung Palakka dan foto-foto raja Bone dengan keturunannya.
Diketahui, benda bersejarah yang seluruhnya berhubungan dengan sejarah Kerajaan Bone ini dipamerkan dalam lima buah ruangan.
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribun-Timur.com/Kasdar Kasau, Kompas.com/Kontributor Makassar, Hendra Cipto)