Diawali dengan tabur bunga, peserta kemudian membentuk dua barisan dan saling bergandengan tangan.
"Ada kegiatan ritual menyucikan diri mandi di laut," jelasnya.
Saat melakukan ritual tersebut, ombak besar tiba-tiba menghantam mereka.
"Menurut korban selamat, mereka tidak melihat ombak yang dari arah kanan, tiba-tiba menerjang. Di sana ada tebing yang halangi pandangan," bebernya.
Baca juga: FAKTA Ritual Maut di Pantai Payangan: Anggota Polisi Jadi Korban hingga Kesaksian Korban Selamat
Baca juga: Berawal dari Pengajian, Warga Lalu Diminta Ikut Ritual Tengah Malam di Pantai Payangan Jember
Kesaksian Juru Kunci
Kapolsek Ambulu, AKP Maruf mengatakan, dari keterangan saksi yang telah diperiksa lebih dulu, ada 20 orang anggota yang turun di tepi pantai.
Ke-20 orang tersebut berdiri dengan siku saling digandengkan.
"Sedangkan yang empat menunggu di atas," kata Maruf, sebagaimana dilansir Tribun Jatim.
Keempat orang itu yakni seorang sopir yang memang tidak ikut ritual, dan tiga orang petinggi kelompok yang berada di kawasan pasir yang lebih atas.
"Saat masih berdiri itulah, ombak besar datang, waktu kejadian sekitar pukul 00.30-01.00 WIB dini hari tadi (Minggu)," jelasnya.
Padahal, saat itu, Juru Kunci Makam Bukit Samboja bernama Saladin sudah mengingatkan mereka.
Saladin menuturkan, kelompok tersebut sudah mengatakan kepadanya untuk meminta izin melakukan ritual.
Baca juga: 11 Identitas Korban Ritual Maut di Pantai Payangan, Juru Kunci Telah Ingatkan Tidak Turun ke Pantai
"Mereka sudah beberapa kali memang. Tadi malam izin juga, saya pesan supaya tidak turun ke dekat laut karena ombak sedang tinggi," ungkap Saladin.
Kemudian Saladin pun tidur.