TRIBUNNEWS.COM - Aktivitas gunung Merapi mengalami peningkatan terhitung sejak Rabu (9/2/2022) malam hingga Kamis (10/2/2022) dini hari.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat, rentetan guguran awan panas bahkan mencapai jarak 5 kilometer.
Jarak itu merupakan yang terjauh sejak Merapi berstatus siaga atau level III pada 5 November 2020 silam.
"Awan panas guguran yang terjadi semalam sejauh 5 km. Itu (jarak) terjauh (selama ini)," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida dalam keterangan pers secara virtual di YouTube BPPTKG, Kamis, (10/3/2022).
Berdasarkan pantauan BPPTKG, pasca APG menimbulkan hujan abu di beberapa wilayah seperti Desa Tlogolele, Desa Gantang, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang.
Baca juga: Cerita Warga Dusun Dukuh Sambungrejo Saat Gunung Merapi Muntahkan Awan Panas, Diawali Suara Gemuruh
Baca juga: Ganjar Sebut Warga Sekitar Merapi Siap Hadapi Erupsi dengan Metode Desa Kembar
Hanik menerangkan, rentetan Awan Panas Guguran Gunung Merapi yang terjadi semalam dan dini hari tadi, Rabu-Kamis (9-10/3/2022) tadi akibat aktivitas kubah lava yang ada di tengah.
Adanya suplai magma dari dalam ditambah tekanan dan terjadinya pembekuan di atas menyebabkan ada akumulasi yang menyebabkan ketidakstabilan kubah.
“Begitu ada suplai, magma meluncur. Di tengah masih terus tumbuh namun karena posisinya di tengah, dia jadi stabil sehingga guguran ada di dalam kawah,” tutur Hanik
Kemudian, dikatakannya, saat terjadi tekanan terus menerus dari dalam dan magma di permukaan membeku, terjadi pembebanan dan guguran.
Baca juga: BPPTKG Sebut Munculnya Awan Panas Guguran karena Aktivitas Kubah Lava di Tengah Puncak Merapi
Baca juga: Daftar 10 Desa di Kabupaten Magelang yang Terdampak Hujan Abu Tipis Gunung Merapi
Peta Rawan Bencana dan Rekomendasi BPPTKG
Jarak luncuran APG 9-10 Maret 2022 masih di dalam daerah bahaya yang ditetapkan.
Potensi bahaya ke depan masih sama dan akan terus dievaluasi mengikuti perkembangan aktivitas vulkanik yang terjadi.
Hanik menerangkan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat sejauh 5 kilometer ke arah Sungai Boyong.
Kemudian, sejauh 7 kilometer ke arah Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng.
Sedangkan di sektor tenggara, daerah potensi bahaya meliputi 3 kilometer ke arah Sungai Woro dan 5 kilometer ke arah Sungai Gendol.
Untuk lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Pentingnya kewaspadaan terhadap aktivitas G. Merapi tak hanya warga yang tinggal disekitar lereng Merapi, namun juga bagi para penambang pasir.
Masyarakat direkomendasikan untuk tidak melakukan aktivitas di daerah potensi bahaya tersebut serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
(Tribunnews.com/Tio)